jpnn.com - jpnn.com - Revisi terbatas UU Aparatur Sipil Negara (ASN) hanya mengakomodasi honorer kategori satu (K1) dan dua (K2). Pasalnya, dalam PP 48/2005 ada larangan untuk merekrut honorer baru.
Politikus Gerindra Bambang Riyanto mengatakan, ada tiga golongan besar honorer K2. Yaitu, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis lainnya.
BACA JUGA: Soal Revisi UU ASN, DPR Tunggu Surat Presiden
Tenaga pendidik meliputi guru dan dosen. Tenaga kesehatan terdiri dari perawat, dokter PTT dan bidan desa PTT. Sedangkan tenaga teknis lainnya seperti penyuluh, operator, penjaga sekolah, Satpol PP, dan lainnya.
"Jadi payungnya ini besar K1 dan K2. Tinggal dipetakan lagi mana-mana yang masuk K1 dan K2. Kenapa K1 diakomodir karena banyak K1 belum diangkat CPNS," ujar Bambang kepada JPNN, Senin (30/1).
BACA JUGA: Warga Pulau Seribu Curhat ke Ahok soal Honorer dan PPSU
Agar jumlah K1 dan K2 tidak membengkak, ada aturan main yang diberlakukan. Di antaranya adalah masa kerja, siapa yang mengangkat harus jelas, pernah ikut tes, dan lainnya.
"Ini masih berubah dalam pembahasan nanti tapi paling tidak ada gambarang klasifikasi tenaga apa yang diakomodir dalam revisi UU ASN itu apa saja," ucapnya.
BACA JUGA: Jazuli Juwaini Ajak Perkokoh Cinta kepada Nabi
Dia pun mengimbau agar seluruh pihak tidak grusa-grusu. Visi utama adalah menggolkan revisi terbatas ini menjadi UU. Sebab, tanpa revisi ini, honorer K1 dan K2 tidak akan bisa diangkat PNS. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentolan Honorer K2: Prof, Hidup Ini Hanya Sementara
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad