jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti sikap pemerintah yang dinilai terlalu berlebihan atas peredaran CPP. Apalagi Paracetamol dan Cafein adalah zat yang bisa dibeli bebas, bahkan di kedai simpang jalan.
Selain itu, dua zat tersebut sangat banyak terkandung dalam obat-obatan tanpa resep dokter (over the counter medicine). Carisoprodol yang kini hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Dulunya, Carisoprodol pun bisa dibeli bebas seperti juga Dextromethorphan.
BACA JUGA: Perundungan Marak, Saatnya Revisi UU Sistem Peradilan Pidana Anak
"Nah, anggaplah CPP di seluruh muka bumi dibakar habis. Namun siapa pun termasuk anak-anak, tetap bisa membeli Paracetamol dan Cafein secara terpisah. Bahkan dengan membeli Paracetamol pun sudah cukup, karena Cafein bisa diperoleh lewat kopi dan teh kelat," tutur Reza dalam pesan elektroniknya, tadi malam.
Reza yang juga pengurus di Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini lantas membandingkan korban CPP dengan anak pecandu rokok maupun pemula. Di Kendari dikabarkan ada puluhan anak terkapar CPP.
BACA JUGA: Reza Indragiri Pertanyakan Rencana Pemerintah Datangkan Grup KPop di Hari Proklamasi
Di Indonesia, Atlas Pengendalian Tembakau di ASEAN menemukan, setidaknya 30 persen anak Indonesia mulai merokok sebelum usia 10 tahun. Jumlah itu setara dengan 20 juta anak.
"Baguslah kita risau melihat anak-anak yang rusak akibat menenggak CPP. Persoalannya, setarakah kerisauan kita melihat pertumbuhan jumlah perokok kanak-kanak yang angkanya sedemikian gila-gilaan? Hayo, pegiat perlindungan anak yang sekaligus perokok kelas kakap bagaimana mau menyikapinya?," paparnya.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Psikolog: Pak Jokowi, Jangan Suruh Anak-anak Belajar Terus
BACA ARTIKEL LAINNYA... LPAI Minta Wajah Tersangaka Pedofilia Tak Ditutupi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad