BACA JUGA: Mendiknas Paparkan Pergeseran Paradigma Pendidikan
Makanya, salah besar kalau hanya mengandalkan potensi itu sebagai IQ.Menurut Rhenald, talenta akan menjadi suatu kenyataan, sesuatu yang dapat digunakan, jika seseorang berhasil memperoleh pegangan kehidupan, pekerjaan, profesi, maupun segala sesuatu yang bersifat non-material
Dijelaskan Rhenald, tugas universitas adalah menyelaraskan talenta dengan kesempatan
BACA JUGA: Kemendiknas Perbanyak Sekolah Inklusi
Tugas universitas pula untuk menjembatani keduanyaRhenald berpendapat, enterpreneurship bukanlah sekadar mencetak businessman dan usahawan, dalam kaitannya dengan transaksi finansial
BACA JUGA: Pembangunan Asrama di Mesir Siap Direalisasikan
Namun enterpreneur itu sifatnya generikDia menyebutkan, ada tiga komponen penting dalam enterpreneurship, yakni social enterpreneur, business enterpreneur dan performance enterpreneur."Orang di kampung yang kami latih supaya confidence, ternyata sekarang menjadi lebih efektif dalam belajarYang penting ada kreativitasnya, karena buah atau esensi dari enterpreneurship itu adalah kreativitas," katanya.
Lebih lanjut, Rhenald mengatakan bahwa dalam studi yang dilakukan oleh penulis Malcolm Gladwell misalnya, terungkap bahwa tidak seorang pun penerima hadiah Nobel Bidang Kimia dan Kedokteran yang memiliki IQ di atas 150 atau jenius"Orang-orang yang genius itu tidak menemukan pintunya," imbuhnya pula.
Selain itu menurutnya, pengetahuan adalah satu hal yang diberikan di dunia pendidikan, tetapi kalau tidak menemukan 'pintunya' maka tidak akan pernah berhasilSebaliknya, orang-orang yang memiliki talenta terbatas tetapi mencari ('pintu' itu), maka akan menemukan 'pintunya' dan akan berhasil"Akhirnya dia akan memperoleh happiness dalam karir, keluarga dan lain sebagainya," paparnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditjen Pendis Kemenag Siap Garap MBI
Redaktur : Tim Redaksi