RI-Swiss Siap Jalin Kerjasama

Sabtu, 30 Januari 2010 – 20:56 WIB
DAVOS - Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu menerangkan bahwa Presiden Swiss, Leuthard, ingin mengadakan atau menjalin kerjasama dengan Indonesia di bidang ekonomi dan di bidang pembangunan program mengenai perubahan iklim.

"Dalam pertemuan dengan Presiden Leuthard, yang sebelumnya adalah Menteri Perdagangan Swiss, kami membahas berbagai macam isu bilateral antara Indonesia dan SwissNamun, nampaknya pihak Swiss ingin menjalin kerjasama dengan Indonesia," ungkap Mendag, di dalam rilisnya yang disampaikan kepada JPNN, Sabtu (30/1).

Selain itu, Mendag yang turut mewakili Indonesia dalam acara Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) yang berlangsung di Davos, Swiss, hingga 31 Januari 2010 itu, mengatakan bahwa Presiden Leuthard juga berkeinginan untuk mengadakan kunjungan kenegaraan beberapa hari ke Indonesia pada bulan Juli, dengan membawa para pengusaha, untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.

Mendag menegaskan, jika Swiss siap untuk menjalin kerjasama dengan Indonesia, itu akan memberikan efek positif bagi Indonesia khususnya di bidang investasi

BACA JUGA: Harga Sayuran Naik Akibat Sering Hujan

"Selain itu, kedua negara juga akan saling membagi pengalaman mengenai branding
Kita semua tentunya juga sudah tahu bahwa produk Swiss telah dikenal karena kualitasnya," imbuh Mendag.

Disebutkan, beberapa sektor yang menarik bagi investor Swiss, antara lain adalah bidang farmasi, keuangan, nutrisi dan turisme

BACA JUGA: SBY: Efisien dan Produktif Menangkan Persaingan

Presiden Leuthard juga mengatakan tertarik menjajaki investasi di bidang pariwisata di luar Pulau Bali, atau yang ia sebut "Beyond Bali", karena selama ini daerah di Indonesia di luar Bali belum dikenal oleh masyarakat Swiss.

Untuk diketahui, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS selama periode 2004-2008, total perdagangan Indonesia dan Swiss meningkat secara bertahap
Pada tahun 2004 total perdagangan senilai USD 403,01 juta, yang meningkat menjadi USD 450,64 juta di tahun 2005

BACA JUGA: Indonesia Punya 15 Produk Unggulan Ekspor

Kemudian, meningkat lagi menjadi USD 543,53 juta di tahun 2006, serta USD 668,90 juta di 2007, lalu menjadi USD 983,87 juta pada tahun 2008Rata-rata perdagangan Januari-Oktober 2008 yang mencapai USD 907,03 juta, turun menjadi USD 515,01 juta(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Siap Bentuk Pansus ACFTA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler