"Untuk membuat Global Competitiveness Report agar lebih relevan dengan situasi global saat ini, laporan tersebut harus didasarkan pada analisa yang ditargetkan secara spesifik pada kawasan atau sub-kawasan dari negara-negara," terang Mendag, dalam rilisnya kepada JPNN, Sabtu (30/1).
Dalam pertemuan pertama Advisory Board on GCR yang diselenggarakan di Davos, Swiss tersebut, Mendag juga berkesempatan untuk menyampaikan pentingnya laporan GCR yang dilandasi oleh metodologi yang baik, laporan yang komprehensif, serta reader-friendly
BACA JUGA: RI-Swiss Siap Jalin Kerjasama
Selain itu, marketing yang tepat guna juga dipastikan akan membuat laporan GCR semakin relevan dan dapat menyentuh komunitas akar rumput dari negara-negara yang terkait.Dipilihnya Indonesia menjadi anggota Advisory Board on GCR yang menerbitkan laporan prestisius mengenai peringkat daya saing global, lanjut Mendag, setidaknya menunjukkan posisi Indonesia sebagai major emerging economy yang cukup diperhitungkan
Selain Mendag yang mewakili Indonesia di dalam pertemuan tersebut, terdapat empat ekonom terkemuka lainnya yang dipilih untuk menjadi anggota Advisory Board GCR
BACA JUGA: Harga Sayuran Naik Akibat Sering Hujan
Mereka adalah mantan Menteri Keuangan Turki, Mr Kemal Dervis, Donald Kaberuka (Presiden Inter-African Development Bank), Professor Ricardo Hausmann (Universitas Harvard), serta Professor Xavier Sala-i-martin dari Universitas Columbia.Sekadar informasi, GCR merupakan laporan tahunan WEF yang telah terbit sejak 1979
BACA JUGA: SBY: Efisien dan Produktif Menangkan Persaingan
Indeks persaingan global tersebut menjadi dasar ukuran kategorisasi negara-negara ke dalam tiga stages of development, yakni tingkat pertama (berdasarkan) factor driven, tingkat kedua efficiency driven, serta tingkat ketiga innovation driven(cha/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Punya 15 Produk Unggulan Ekspor
Redaktur : Tim Redaksi