RI-UE Sepakat Kembangkan Biodiesel

Selasa, 04 Mei 2010 – 23:36 WIB

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan RI (Wamendag), Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa Indonesia dan Uni Eropa (UE) telah sepakat untuk mengembangkan produksi biodieselKesepakatan tersebut terlontar pada saat pertemuan antara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Produsen Biodisel Indonesia (APROBI) dengan Dirjen The European Union Oil & Protein Meal Industry (FEDIOL) beserta sejumlah anggota dan pakarnya, serta  European Biodiesel Board (EBB) di Brussels, tanggal 26-28 April 2010 lalu.

"Pada pertemuan tersebut, pihak Indonesia dan Eropa menyepakati perlunya peningkatan kerjasama yang lebih erat melalui joint projects and events, exchange of information, dan kerjasama Research & Development," terang Mahendra ketika membeberkan hasil kunjungan kerjanya di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, (4/5).

Lebih lanjut Mahendra mengatakan, FEDIOL dan EBB juga tertarik untuk melakukan investasi bagi sustainable development yang melibatkan petani kelapa sawit, industri, asosiasi, serta lembaga penelitian dan pengembangan

BACA JUGA: GPJ Dukung DPR Bentuk Panja Jamu

Khusus pada isu biodiesel, lanjut Mahendra,  EBB dan APROBI juga sepakat untuk melakukan joint research pengembangan micro algae dan penentuan default criteria dalam regulasi RED (Renewable Energy Directive)
"EBB juga bersedia berkolaborasi dengan APROBI untuk menyampaikan masukan terkait RED kepada Komisi Eropa (KE)," imbuhnya. 

Disinggung soal produk  kakao, Mahendra juga mengatakan bahwa pihaknya turut mendampingi Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) bertemu dengan jajaran pimpinan Confectionery Industries of The European Union (Caobisco), asosiasi produsen coklat terkemuka di Eropa dengan anggota yang tersebar di seluruh dunia.

Isu utama yang diangkat adalah tarif bea masuk yang dikenakan UE pada produk impor kakao olahan asal Indonesia

BACA JUGA: Ekspor Pertambangan Naik 96 Persen

Selain itu,  Caobisco juga membutuhkan dukungan Indonesia karena menganggap KE menerapkan TBT atas bahan baku kakao yang tidak tumbuh di Eropa.

"Caobisco menawarkan kerjasama food safety dengan Kementerian Pertanian, kerjasama di bidang penelitian dan pengembangan perkebunan kakao yang sustainable, bantuan mesin pengering dan pengolah kakao modern
Selain itu,  kerjasama lainnya adalah mengenai bantuan teknis bagi petani untuk meningkatkan value added kakao Indonesia diantaranya melalui teknik fermentasi," paparnya

BACA JUGA: RI Gelar Konferensi Menpera Asia Pasifik

(Cha/jpnn

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsep Sinergi, BUMN Dilarang Merugi


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler