Ribka Disebut Sering Bolos dan Intervensi Kasus Infus

Jumat, 08 Agustus 2014 – 21:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Kartono Muhammad yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Kesehatan punya alasan sendiri menolak Ribka Tjiptaning, menjadi Menteri Kesehatan di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Sebagai ketua komisi IX, Ribka harusnya menunjukkan jika kepemimpinannya baik, tapi tidak," kata Prof Kartono di Jakarta Selatan, Jumat (8/8).

BACA JUGA: MS Hidayat Tegaskan Siap Bertarung Rebut Ketum Golkar

Dikatakan, Komisi 9 DPR di bawah Ribka lamban. Undang-undang yang ditelorkan hanya 2 atau 3 dari 5 tahun kerja. Itu pun dikebut jelang berakhirnya masa jabatan DPR RI periode 2009-2014.

"Dia juga sering absen, sesudah buka rapat kemudian pergi. Ketiga, alasan lainnya adalah kasus  obat infus. Ketika dia jadi (ketua) komisi IX DPR, dia menganjurkan agar Menkes menghentikan penggunaan infus dari prabik tertentu, diganti infus pabrik lain," ungkapnya.

BACA JUGA: Pengkubuan Politik Diprediksi Bakal Buyar

Tindakan Ribka, menurut Kartono, tidak pantas dilakukan wakil rakyat. Seharusnya Ribka tidak mencampuri masalah merk produk obat-obatan yang akan digunakan oleh Menkes.

Terakhir, Ribka pernah mengucapkan kalimat kontroversial terkait dokter. Saat itu, Ribka menyebut dokter lebih jahat dibanding polisi lalu lintas. Jika polisi mmenilang pelanggar lalu lintas, dokter justeru menilang pasien.

BACA JUGA: Hapus Pasal Tembakau, YLBHI Tolak Ribka jadi Menkes

"Itu akan membuat dia (Ribka) sulit bekerjasama dengan dokter, bagaimana dia akan laksanakan pekerjaannya," tandas Kartono. (Fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Putra Kawasan Perbatasan Prioritas Jadi Tentara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler