jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Kartono Muhammad yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Kesehatan punya alasan sendiri menolak Ribka Tjiptaning, menjadi Menteri Kesehatan di kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Sebagai ketua komisi IX, Ribka harusnya menunjukkan jika kepemimpinannya baik, tapi tidak," kata Prof Kartono di Jakarta Selatan, Jumat (8/8).
BACA JUGA: MS Hidayat Tegaskan Siap Bertarung Rebut Ketum Golkar
Dikatakan, Komisi 9 DPR di bawah Ribka lamban. Undang-undang yang ditelorkan hanya 2 atau 3 dari 5 tahun kerja. Itu pun dikebut jelang berakhirnya masa jabatan DPR RI periode 2009-2014.
"Dia juga sering absen, sesudah buka rapat kemudian pergi. Ketiga, alasan lainnya adalah kasus obat infus. Ketika dia jadi (ketua) komisi IX DPR, dia menganjurkan agar Menkes menghentikan penggunaan infus dari prabik tertentu, diganti infus pabrik lain," ungkapnya.
BACA JUGA: Pengkubuan Politik Diprediksi Bakal Buyar
Tindakan Ribka, menurut Kartono, tidak pantas dilakukan wakil rakyat. Seharusnya Ribka tidak mencampuri masalah merk produk obat-obatan yang akan digunakan oleh Menkes.
Terakhir, Ribka pernah mengucapkan kalimat kontroversial terkait dokter. Saat itu, Ribka menyebut dokter lebih jahat dibanding polisi lalu lintas. Jika polisi mmenilang pelanggar lalu lintas, dokter justeru menilang pasien.
BACA JUGA: Hapus Pasal Tembakau, YLBHI Tolak Ribka jadi Menkes
"Itu akan membuat dia (Ribka) sulit bekerjasama dengan dokter, bagaimana dia akan laksanakan pekerjaannya," tandas Kartono. (Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putra Kawasan Perbatasan Prioritas Jadi Tentara
Redaktur : Tim Redaksi