jpnn.com - PEKALONGAN - Jajaran Kodim 0710/Pekalongan, Jumat (5/9) siang, menggerebek tempat pembuatan ribuan lembar bendera yang sangat identik dengan bendera milik kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kelurahan Bener Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, dan Kelurahan Krapyak Kidul Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Dari penggerebekan yang dilakukan oleh anggota Unit Intelijen Kodim 0710/Pekalongan tersebut, anggota TNI menyita sebanyak 1.279 lembar bendera. Perinciannya, 1.250 lembar bendera GAM berukuran 97 cm x 67 cm yang sudah jadi dan siap kirim ke pemesannya di Jakarta, 1 lembar kain panjang ukuran 4 meter x 1 meter bergambar 10 bendera yang belum dipotong, serta 19 lembar bendera yang rusak atau BS.
BACA JUGA: Janda Spesialis Pembobol Kotak Amal Masjid Dibekuk
Selain menyita ribuan lembar bendera yang memiliki warna dominan merah, bergambar bulan bintang di tengahnya dan bergaris hitam putih di bagian pinggir itu, anggota Intel Kodim Pekalongan juga mengamankan seorang warga bernama H Imam Kamaludin.
Pria berusia 49 tahun, warga Jalan Cendrawasih gang Nanas RT 18 RW 04, Kelurahan Bener, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, merupakan pemilik konveksi yang menerima orderan pembuatan bendera tersebut dari seseorang di Jakarta.
Aksi penggerebekan dimulai pukul 11.30 WIB menjelang salat Jumat ke sebuah rumah milik seorang penjahit bernama Herlina (45), di Jalan Cendrawasih gang Nanas RT 01 RW 04, Kelurahan Bener, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Dari tempat ini, anggota Unit Intel Kodim Pekalongan menyita 50 lembar bendera GAM berukuran 97 cm x 67 cm.
BACA JUGA: Formasi Guru dan Tenaga Kesehatan Paling Diminati
Kepada anggota, Herlina mengaku kalau dirinya hanya menerima pesanan untuk menjahit bendera dari Imam Kamaludin. Dia mengaku tidak tahu kalau itu adalah bendera GAM.
"Saya enggak tahu, pak. Ini saya cuma terima order untuk menjahit bendera-bendera ini," tuturnya kepada anggota TNI.
BACA JUGA: Lima Penjudi Dihukum Cambuk
Dari lokasi pertama, anggota Intel Kodim mendatangi lokasi berikutnya, yakni rumah milik seorang penjahit bernama Misriyah (40), yang juga masih berada di Jalan Cendrawasih. Dari lokasi ini, anggota TNI menyita 200 lembar bendera GAM berukuran 97 cm x 67 cm.
Senada dengan yang dikatakan Herlina. Misriyah juga mengaku dirinya tak menyadari kalau order jahitan tersebut adalah bendera GAM.
"Saya enggak tahu. Saya cuma ikut membantu menjahit. Saya juga belum dapat bayaran," ungkapnya.
Berdasar informasi yang didapat dari kedua penjahit tersebut, anggota TNI melanjutkan ke lokasi ke tiga yang tak jauh dari lokasi pertama dan ke dua. Lokasi ke tiga ini adalah rumah milik Hernawati (44), yang juga istri dari Imam Kamaludin. Lagi-lagi, dari lokasi ini anggota Kodim berhasil menyita 200 lembar bendera GAM yang sudah jadi.
Di lokasi ini, anggota Intel Kodim juga meminta keterangan Imam Kamaludin yang kebetulan baru saja pulang dari masjid untuk menunaikan salat Jumat. Kepada aparat, dia mengaku kalau dirinya beberapa minggu sebelumnya menerima order pembuatan bendera GAM dari rekannya yang berada di pondok Gontor, Jawa Timur.
"Saya dapat pesanan pembuatan bendera dari teman saya. Sudah saya kerjakan sekitar 1.200 bendera. Tetapi belum saya kirim semua. Yang sudah saya kirim ada 50 bendera," ungkapnya.
Imam mengungkapkan pula bahwa sebelum bendera-bendera itu dijahit, terlebih dulu disablon di rumahnya yang lainnya yang berlokasi di Jalan Jlamprang No 71 Kelurahan Krapyak Kidul, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Di rumah itu juga tersimpan bendera-bendera yang sudah jadi dan siap kirim.
Tak menunggu lama, Imam pun digelandang oleh anggota TNI ke rumahnya tersebut. Dari lokasi ke empat inilah, anggota TNI kembali berhasil menyita ratusan lembar bendera GAM. Termasuk lembaran kain panjang yang sudah disablon namun belum sempat dipotong.
Seluruh barang bukti bendera GAM, berikut seorang warga yang menerima pesanan itu, kemudian dibawa ke Makodim 0710/Pekalongan untuk pengembangan lebih lanjut.
Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Riza Anom Putranto SIP menjelaskan bahwa pengungkapan kasus tersebut tak lepas dari informasi masyarakat.
"Berdasar informasi masyarakat, kami bisa menemukan barang-barang ini. Pemantauan sudah kita lakukan sekitar dua bulan," ungkapnya.
"Kami ucapkan terimakasih kepada masyarakat Kota maupun Kabupaten Pekalongan, karena setiap ada apa-apa masyarakat selalu membantu kami," imbuhnya.
Riza menuturkan, dari hasil pemeriksaan terhadap Imam Kamaludin, diketahui kalau yang bersangkutan telah menerima pesanan untuk membuat 5.000 lembar bendera GAM, dengan upah sebesar Rp 14 juta. Dari jumlah order sebanyak itu, 50 lembar bendera sudah dikirim ke pemesannya di Jakarta. Sedangkan uang yang telah diterima oleh Imam dari si pemesan baru sebesar Rp 7 juta.
Letkol Inf Riza Anom mensinyalir, bendera-bendera tersebut akan dikirim ke Aceh untuk memperingati HUT GAM pada 4 Desember 2014 mendatang.
"Kalau kita melihat sejarah GAM, ulang tahun GAM tanggal 4 Desember. Kalau kita tarik benang merahnya, kemungkinan berkaitan dengan itu," ungkapnya.
Sementara ini, imbuh dia, si penerima orderan pembuatan bendera GAM itu akan diperiksa lebih lanjut di Makodim.
"Sementara akan kami dalami di Kodim dulu. Untuk tindak lanjut berikutnya, yang bersangkutan akan kami serahkan ke Kepolisian," pungkas Dandim. (way)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas 111 Honorer K2 Masih Ditahan
Redaktur : Tim Redaksi