jpnn.com, MADIUN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jatim mulai memetakan wilayah rawan kekeringan.
Langkah itu dilakukan untuk mengerucutkan desa yang berpotensi krisis air bersih saat kemarau.
BACA JUGA: Pengumuman! Musim Kemarau Sudah Tiba, Lebih Kering
''Datanya belum final,'' kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Supriyanto.
BACA JUGA : Krisis Air Bersih, Warga Mencuci Gunakan Genangan Sisa Banjir
BACA JUGA: Lima Tanki dari Polisi Datang Langsung Diserbu Warga
Menurut Supriyanto, penentuan wilayah rawan kekeringan mempertimbangkan banyak aspek.
Tidak hanya kondisi dan cuaca terkini, tapi juga kejadian kekeringan periode sebelumnya.
BACA JUGA: Belasan Hektare Sawah Gagal Panen, Petani Rugi Rp 260 Juta
BACA JUGA : Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Ambil Air di Situs Purbakala
Sebenarnya, pihaknya sudah mengantongi basis data wilayah rawan. Namun, tidak bisa dijadikan patokan saklek karena datangnya kekeringan tidak bisa diprediksi.
''Wilayahnya tidak beda jauh,'' ujarnya. Tahun lalu 28 desa ditetapkan siaga darurat bencana kekeringan. (cor/sat/c19/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Cara Agar Rambut Tetap Sehat saat Musim Kemarau
Redaktur & Reporter : Natalia