BACA JUGA: Gamawan Larang Penggunaan Uang Pelicin
Meski suplai bantuan mengalir, kondisi pengungsian yang kurang sehat membuat banyak warga sakitDari data yang didapat Radar Karawang (JPNN Group), hingga kemarin pengungsi yang sakit berjumlah 9.221 orang
BACA JUGA: Dua Lembar Travel Cheque Belum Dicairkan
Rinciannya, 2.694 gatal-gatal, ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) 2.033 orang, gastritis atau radang lapisan lambung (maag) 1.025 orang, myalgia (pegal-pegal atau nyeri otot) 638 orang, influenza 529, pusing 533, rematik 314, hipertensi 271, diare 302, penyakit mata 198, demam 255, luka ringan 93, scabies (penyakit kulit) 74, asma 28, typhoid (tifus) 5 orang, luka ringan 5 orang, dan penyakit lain 224 orang.Yuli (32), pengungsi asal Desa Wadas Kecamatan Telukjambe Timur, menceritakan bahwa udara di Gedung Juang yang menjadi tempat pengungsian sangat pengap dan panas
BACA JUGA: Satu Gayus Tambunan bisa Guncang Satu Kementrian
"Banyak yang mengeluh pusing-pusing dan mualKami tidak bisa apa-apa karena sibuk mencari makan dan menyelamatkan barang-barang yang tersisa di rumah," tuturnya.Hal senada dikatakan Eti (54), warga Kelurahan Adiarsa Barat KecKarawang Barat, yang mengungsi di rumah susun, kondisi korban banjir di tempat pengungsian makin parahSelain lambatnya bantuan logistik, kesehatan mereka terus menurun"Untung, petugas kesehatan terus standby di sini," ujar wanita yang tinggal di pengungsian selama hari itu.
Selain itu, tutur Eti, di tempat pengungsian warga kesulitan mandi dan buang air besarMeski di setiap ruangan yang ditempati pengungsi tersedia kamar mandi, sering kali air keran tidak keluar"Karena itu, banyak pengungsi jarang mandiKetika mandi pun, air yang seharusnya mengalir ke saluran pembuang malah meresap ke lantaiJadi, tempat pengungsian yang berada di bawah terkena kucuran air limbah," terangnya.
Sejumlah korban banjir juga belum menerima bantuan logistikMenurut Subarno, Ketua RT05/05 Kelurahan Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat, sampai kini warganya belum dapat bantuan logistikUntuk kebutuhan warga sehari-hari, para pemuda turun ke jalan untuk meminta sumbangan kepada pengendara dan pejalan kaki"Saya kecewa karena kami terlewat dalam pembagian bantuanPadahal, RT tetangga kami sudah kebagian," katanya.
Selain banyak pengungsi jatuh sakit, korban banjir di Karawang juga terus bertambahData resmi yang didapat oleh Pasundan Ekpres (INDOPOS Group) menyebutkan, jumlah korban banjir saat ini mencapai 24.868 kepala keluarga (KK) atau 100.196 jiwa.
Korban terbanyak dari Kecamatan Telukjambe Timur, yakni 48.976 jiwaJumlah korban banjir ini diperkirakan masih bertambahPasalnya, genangan air di sejumlah pemukiman belum kunjung surut dan bahkan makin tinggi.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten KarawangBanuara Nadeak mengatakan, korban banjir bertambah dari sebelumnya 66.382 orang menjadi 100.196 jiwa"Melihat kondisi banjir yang tidak kunjung surut, jumlah korban mungkin bertambah," katanya kepada Pasundan Ekspres kemarin.
Dia menuturkan, bencana banjir melanda 10 di antara 30 kecamatan yang ada di KarawangRumah yang terendam banjir berjumlah 22.504 unit"Kami menyediakan tujuh dapur umumItu bantuan swasta maupun pemkab (pemerintah kabupaten)," ujarnya.
Korban banjir di di Kecamatan Karawang Barat sebanyak 31.524 jiwa (tersebar di enam kelurahan), Kecamatan Karawang Timur 1.744 jiwa (tersebar di dua kelurahan)Di Kecamatan Telukjambe Timur 48.976 jiwa, atau naik dari sebelumnya 16.520 jiwa (tersebar di delapan desa)Kecamatan Telukjambe Barat 2.280 jiwa (tersebar di dua desa), Kecamatan Ciampel 312 jiwa (tersebar di empat desa).
Di Kecamatan Batujaya, tercatat 1.083 orang korban banjir, Kecamatan Pakisjaya 4.545 jiwa, Kecamatan Rengasdengklok 3.592 jiwa, Kecamatan Klari 350 jiwa, dan Kecamatan Jayakerta 5.790 jiwa.
Banjir di Karawang juga menimbulkan problem sosial lainSebagian korban banjir akibat luapan Sungai Citarum tersebut kehilangan barang-barang dan harta mereka karena penjarahanSejumlah warga mengaku kehilangan peralatan elektronik di rumah selama ditinggalkan.
Nyoman, warga Blok YA Perumahan Karawang Barat Indah I, menerangkan bahwa ketika dirinya mengecek rumahnya kemarin (26/3), bagian atap jebolSaat dia memeriksa ke dalam rumah, televisi raib"Sejumlah peralatan elektronik lainnya juga diambil," katanya.
Kejadian serupa dialami Herman (42), Syarif (43), Asep (45) dan Ridwan (39), warga perumahan ituBagian atap rumah mereka dijebolLantas, pelaku menjarah barang-barang elektronik"Kuat dugaan, pelaku menggunakan perahu kayu saat beraksi," ujar Nyoman.
Hal itu diperkuat keterangan Asep, warga Blok GA Perumahan Karawang Barat Indah IDia melihat sekelompok orang menggunakan perahu mengangkut barang-barang"Tapi, ketika kami panggil, mereka segera kabur," tuturnya.
Ketua RW 09 Perumahan Karawang Barat Indah I Muhammad Iqbal mendapat lima laporan warga yang rumahnya dijebol pada bagian atapMenurut Iqbal, warga kehilangan barang-barang elektronik"Tapi, mereka masih kalut sehingga belum melapor kepada yang berwajib," ucapnya.
Hal sama dituturkan Ketua RW 06 KelAdiarsa Barat KecKarawang Barat Andung SuhendraDia menuturkan, saat menengok rumahnya, banyak warga menemukan pintu dalam keadaan terbukaPadahal, saat ditinggalkan, rumah dalam keadaan terkunci.
Sementara itu, pemerintah terus mengucurkan bantuan bagi korban banjirMenko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Djufri, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan Bupati Karawang Dadang S Muchtar meninjau lokasi banjir di Perumahan Bintang Alam, Desa Telukjambe, Kecamatan Telukjambe Timur, kemarinMereka datang ke lokasi banjir dengan menggunakan perahu karetKetinggian air di perumahan itu mencapai dua meter atau termasuk yang terparahSemua rumah warga tenggelam.
Dalam kunjungan itu, Agung memberikan bantuan uang tunai Rp 500 juta, serta 1.000 tikar dan selimutBantuan obat-obatan diberikan oleh Kementerian Kesehatan.
Agung berharap semua pihak ikut serta dalam penanganan banjir di KarawangDia menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono telah mengintruksikan agar semua menteri yang terkait turun ke lokasi banjirPresiden juga memberikan arahan agar saluran sungai yang menyebabkan banjir ditata ulang dari hulu hingga ke hilir.
Sebelumnya, Mensos Salim Segaf Al-Djufri telah memberikan bantuan Rp 200 juta dan 1000 selimutBadan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan bantuan Rp 200 juta serta satu unit perahu karetTermasuk, tim SAR (search and rescue) sebanyak 29 orangSedangkan Pemkab Karawang, menyerahkan bantuan Rp 800 jutaJadi, total bantuan untuk korban banjir mencapai Rp 1,7 miliar(psn/lsm/cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penanganan Gayus Tambunan Sarat Kejanggalan
Redaktur : Tim Redaksi