jpnn.com - JAKARTA – Antusiasme tinggi pemilih mewarnai hari terakhir pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 di luar negeri kemarin. Itu ditandai dengan jumlah pemilih yang meningkat bila dibandingkan dengan pileg lalu. Saking tingginya antusiasme tersebut, ribuan pemilih di Hongkong menggelar unjuk rasa karena tidak bisa mencoblos.
Sekitar seribu WNI berunjuk rasa di Victoria Park, tempat Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Hongkong menggelar pemungutan suara. ’’Demo terjadi karena para buruh tidak bisa memperoleh hak pilih dan waktu sewa TPS di Victoria Park telah habis. Sedangkan yang belum memilih masih membeludak,” tutur analis kebijakan Migrant Care Wahyu Susilo.
BACA JUGA: Pesan Ustad: Istikharoh sebelum Nyoblos
TPS dibuka pagi. Namun, karena peningkatan pemilih yang luar biasa, hingga pukul 19.00 waktu setempat masih banyak WNI yang berdatangan. Pada pilpres kali ini jumlah pemilih di Hongkong naik 300 persen jika dibandingkan dengan pileg April lalu. Hingga penutupan yang dilakukan PPLN, jumlah WNI yang datang memberikan suara tercatat 23.863 orang.
Di Singapura jumlah pemilih juga meningkat. Dari 36 TPS yang disediakan KBRI Singapura, jumlah pemilih naik 100 persen daripada pileg lalu. ’’Tercatat 22.330 orang WNI berpartisipasi. Tanda kegembiraan politik, kata Wahyu.
BACA JUGA: Obor Rakyat Beredar di Tegal
Wahyu mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi sangat besar kepada PPLN Singapura dan KBRI Singapura yang berhasil menyelenggarakan pemungutan suara dengan sistem pendataan barcode. Itu mempermudah sistem pemungutan suara dalam jumlah yang masif dan mempercepat rekapitulasi. PPLN Singapura juga memberikan perhatian kepada WNI yang menjadi pasien di sejumlah rumah sakit sehingga tetap bisa menggunakan hak pilihnya.
Early voting di Korsel dan Jepang juga berjalan lancar. Konsuler KBRI Seoul Bambang Witjaksono menuturkan, semangat nyoblos para WNI sangat terasa bila dibandingkan dengan pileg lalu. ”Saking antusiasnya, jumlah pemilih meningkat tajam. Di Ansan, misalnya, PPLN harus menggunakan tinta biasa karena dua botol tinta pemilu habis,” ujarnya saat dihubungi kemarin.
BACA JUGA: TNI AD Siaga Satu
Bambang menuturkan, ada lima titik yang digunakan untuk membuka TPS di Korsel. Yakni, Seoul, Incheon, Ansan, Daegu, dan Gimhae. Selain itu, PPLN menyediakan drop box di Pulau Jeju. Berdasar penghitungan jumlah surat suara, jumlah WNI yang memberikan suara di Seoul sebanyak 753 orang, Incheon 651 orang, Ansan 1.529 orang, Daegui 1.030 orang, dan Gimhae 1.234 orang.
”Sementara itu, yang drop box 160 orang. Mereka sangat antusias sampai rela melawan badai untuk berpartisipasi,’’ katanya.
Bambang mengatakan, penghitungan jumlah surat suara untuk seluruh wilayah masih dilakukan. Di Incheon ada 600 WNI yang memberikan suara. ”Meningkat cukup banyak bila dibandingkan dengan pileg yang hanya 196 orang,” tandasnya.
Euforia pilpres itu juga turut dirasakan WNI di Jepang. Sebanyak 1.311 WNI datang ke TPS yang berlokasi di Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Dubes Indonesia di Jepang Yusron Ihza Mahendra mengapresiasi antusiasme pemilih itu. ”Karena jarak, yang lainnya akan memilih melalui pos. Saya bangga pada warga yang menggunakan hak pilihnya. Itu berarti, mereka ikut dalam menentukan pemimpin negeri untuk masa lima tahun ke depan,” ungkapnya.
Sama dengan Singapura, PPLN Tokyo menggunakan sistem barcode untuk mempermudah pendaftaran pemilih. Pemilih dibagi menjadi dua. Yakni, yang membawa surat undangan dan yang tidak memiliki surat undangan. Barcode itu diklaim mempercepat sistem pendaftaran, penghitungan, serta menghindari pemilih ganda. Seluruh suara di luar negeri itu mulai dihitung pada 9 Juli, bersamaan dengan penghitungan surat suara di tanah air. (mia/c10/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Netralitas TNI di Pilpres Harus Dijaga
Redaktur : Tim Redaksi