jpnn.com - JAKARTA - Kebijakan Presiden Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi dilema bagi Rieke Diah Pitaloka. Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR itu bahkan menyebut kebijakan tersebut sebagai pil pahit.
"Kenaikan harga BBM jadi keputusan pemerintah tentu saja. Ini kita ketahui menjadi pil pahit, mau tidak mau kita harus akui ini menjadi pil pahit untuk rakyat," kata Rieke ditemui di Gedung DPR Jakarta, Selasa (8/11).
BACA JUGA: BBM Naik, Kepolisian Awasi SPBU
Menurutnya, kebijakan ini jelas akan menimbulkan konsekuensi dan itu harus diperhitungkan oleh pemerintah. Sehingga kenaikan harga BBM yang merupakan pil pahit tidak berubah menjadi racun bagi rakyat.
"Tapi tentu saja kita berharap pil pahit ini tidak menjadi racun atau bisa yang mematikan tetapi seperti jamu kemudian memberikan kesehatan ekonomi dan tentu saja sebagai upaya untuk menuju kedaulatan energi," jelasnya.
BACA JUGA: Gerah Ilegal Fishing, Jokowi: Tenggelamkan Kapalnya
Karena kebijakan sudah dilakukan, Rieke hanya bisa meminta pemerintahan Jokowi-JK melalui para ahlinya segera mengeluarkan kebijakan politik harga atas inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM.
"Dampak inflasi akibat kenaikan ini jelas harus ada solusi. Karena jumlah rakyat itu bukan 15,5 juta. Kebijakan politik harga mengintervensi bagaimana efek domino terhadap kenaikan harga segera bisa diturunkan," tegasnya. (fat/jpnn)
BACA JUGA: ââ¬Å½Hadiri Paripurna DPR, Romy Mangkir dari Panggilan KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibas Beberkan Beda SBY dan Jokowi Soal Kenaikan BBM
Redaktur : Tim Redaksi