jpnn.com - JAKARTA - Setelah sebulan penuh menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), anggota Satuan Reserse Narkoba (Satnarkoba) Polres Metro Jakarta Barat, Bripka Aris Dinanta akhirnya tak mampu bertahan hidup. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Kamis (18/2) pukul 09.20 WIB.
Bripka Aris ditembak seorang bandar narkoba di Jalan Bugis, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (19/1) malam silam. Saat itu almarhum bersama rekan-rekannya hendak menggerebek rumah bandar narkoba yang ada di kawasan tersebut.
BACA JUGA: Saipul Jamil, Modal Gocap Minta Pijat Plus-plus
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya, Kombespol Musyafak menjelaskan luka tembak Aris memang sangat vital sehingga dia tak mampu untuk bertahan hidup.
”Almarhum sebenarnya tertembak pada dada bagian kanan. Namun proyektil peluru ditubuhnya mengarah ke bawah sehingga langsung mengenai paru-paru, lalu mengenai jaringan hati, lambung, usus, dan pancreas korban,” terang Musyafak kepada sejumlah wartawan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/2).
BACA JUGA: Si ABG Digarap Saat Tidur di Kamar Asisten Saipul Jamil
Dilanjutkan Musyafak, sebelumnya akhirnya meninggal sebenarnya Aris sudah lima kali menjalani operasi di RSCM. Operasi yang dilakukan tim dokter RSCM, selain operasi pengangkatan proyektil peluru, dilakukan pula operasi thorax.
Thorax adalah bagian tubuh manusia yang tersusun dari tulang dada, ruas tulang belakang, dan tulang rusuk. Thorax sendiri membentang dari leher hingga diafragma, namun tidak termasuk otot atas.
BACA JUGA: Saipul Jamil Terlihat Sangat Stres
”Dilakukan pula operasi laparotomi pada perut yang tertembak untuk menangani pendarahan yang terjadi di dalam tubuh korban. Ada empat organ di dalam tubuhnya yang mengalami pendarahan akibat terkena serpihan peluru tajam pelaku. Beberapa bagian yang koyak itu (akibat terkena serpihan peluru) dioperasi dan diobati, tapi kesehatan korban semakin menurun,” papar Musyafak.
Operasi laparotomi merupakan prosedur untuk membuat irisan vertikal besar pada dinding perut hingga ke dalam rongga perut. Tujuannya memungkinkan tim dokter untuk melihat dan merasakan organ dalam tubuh korban sehingga bisa membuat diagnosis.
Terkait rekan korban yang juga terkena tembakan pelaku, Iptu Supriyatin, menurut Musyafak saat ini sudah sembuh dan sudah kembali beraktivitas seperti biasa. ”Supriyatin terkena tembakan di lengan kanannya, saat itu langsung dioperasi dan sekarang sudah sembuh,” tandas Musyafak.
Untuk diketahui, pada Selasa malam (19/1) lalu, anggota Satnarkoba Polres Metro Jakarta Barat menggerebek rumah pengedar narkoba bernama Faizal Rachman alias Ical di Jalan Bugis Nomor 85 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada penggerebekan itu, terjadi tembak-menembak antara anggota dan pelaku Ical.
Saat kejadian, Bripka Aris dan Iptu Supriyatin terkena tembakan pistol Ical. Setelah sekitar 30 menit baku tembak, Ical akhirnya menyerah karena pistolnya kehabisan peluru.
Dari dalam rumah Ical, polisi menemukan barang bukti berupa 20 paket sabu, 1 unit timbangan elektronik, 19 butir peluru kaliber 3,8 milimeter, 2 butir peluru kaliber 9 milimeter, 6 selongsong peluru kaliber 3 milimeter, 10 selongsong peluru kaliber 9 milimeter, 1 pucuk airsoft gun jenis S&W, 1 pucuk senjata api jenis revolver spesial, 1 granat nanas, 1 decoder CCTV, 2 unit ponsel merek Samsung, 3 proyektil peluru, dan crossbow (senjata pelontar panah).
Rencana penangkapan terhadap Ical sendiri setelah jajaran Satnarkoba Polres Metro Jakarta Barat menangkap Febian Yohanes di apartemennya di lantai 11 Apartemen Mall Of Indonesia (MOI) pada Selasa sore (19/1) lalu. Dari kamar apartemen itu polisi menemukan dua paket narkotika jenis sabu-sabu.
Kepada polisi, Febian mengaku bahwa sabu-sabu itu dibelinya dari bandar bernama Ical yang bernama asli Faisal Rachman yang tinggal di Jalan Bugis, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kontan Ical saat itu juga diburu yang berakhir dengan penembakan terhadap Bripka Aris dan Iptu Supriyatin sebelum berhasil menangkap Ical.
Supriyatin sendiri sekarang sudah segar bugar kembali lantaran peluru pelaku hanya menembus lengan kanannya. Namun Aris akhirnya meninggal karena luka tembak di dada kanan dengan meninggalkan dua anak yang masih kecil-kecil dan seorang isteri.
Hingga Kamis siang puluhan rekan kerja korban dari Polres Metro Jakarta Barat melayat jenazah korban di RSCM. Keluarga korban kemudian membawa jenazah bintara polisi itu ke kediamannya di Jalan Masjid Nurul Iman, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Rencananya jasad korban akan dibawa ke kampung halamannya di Sumatera Barat untuk dimakamkan.
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Mohammad Iqbal menegaskan, Ical bandar narkoba yang menembak Bripda Aris sebelumnya sudah dijerat dengan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Psikotropika. Ical juga dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Bahan Peledak yakni terkait kepemilikan senjata api illegal serta Pasal 351 KUHP ayat (2) tentang penganiayaan yang mengakibatkan korban luka berat.
Kini dengan meninggalnya Bripka Aris, maka tersangka Ical juga dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan total ancaman hukuman penjara seumur hidup. (ind/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dari Kenalan di Acara TV, Berakhir dengan Dugaan Pencabulan
Redaktur : Tim Redaksi