jpnn.com - Seorang bocah berusia 11 tahun menjadi korban ritual setan. Pelaku ritual yang terdiri dari tujuh orang menjadikan tubuh bocah itu hancur dan terpisah.
Selain menjadi korban mutilasi, anak yang diidentifikasi bernama Mario Agustin Salto juga diperkosa sebelum meninggal dunia.
BACA JUGA: Lowongan Pekerjaan: Gaji Rp 143 Juta per Bulan
Setelah nyawanya melayang, tubuh bocah yang akrab disapa Marito digantung menggunakan kawat. Kemudian tubuhnya dipotong-potong.
Peristiwa ini terjadi kota kecil Quimili, Santiago del Estero, Argentina. Marito dinyatakan hilang pada bulan Juni 2016 setelah memberitahu keluarganya bahwa dia akan pergi memancing.
BACA JUGA: Australia Siap Jadi Tuan Rumah Pesta Bujang Pangeran Harry
Namun selama 48 jam sejak pamit, Marito tidak pulang. Pihak keluarga bersama kepolisian setempat melakukan pencarian dan menemukan Marito sudah menjadi mayat.
Salah seorang dari tujuh pelaku ritual setan yang sudah ditangkap adalah kepala sekolah.
BACA JUGA: Donald Trump Dikeroyok Pejabat Inggris di Twitter
Sebuah postmortem yang dilakukan tahun lalu menyimpulkan bahwa Marito diperkosa sebelum digantung dengan kawat.
Dia kemudian dipotong-potong saat sudah meninggal. Polisi meyakini pembunuhan sadis itu adalah bagian dalam ritual Setan.
Setelah dilakukan penyelidikan panjang, Juni 2017, tiga pria yakni, Rodolfo Sequeira, David Tomas Sosa, dan Ramon Salvatierra ditahan. Dan sekarang, polisi kembali menangkap empat orang.
Polisi menyebut bahwa mereka yang baru saja ditangkap adalah Miguel Angel Jimenez, 58; istrinya, seorang direktur sekolah bernama Arminda Lucrecia Dia, 57; putra mereka, Alfredo Daniel Albarracin, 40; dan Pablo Ramirez, 38. Semuanya berasal dari keluarga yang sama.
Hakim Rosa Falco de Rainieri, yang memimpin kasus tersebut, mengatakan bahwa diyakini bahwa anak itu terbunuh sebagai bagian dari ritual setan.
Polisi mengatakan mungkin ada lebih banyak penangkapan terhadap tersangka setelah kasus ritual setan ini dikembangkan. (metro/amr/fajaronline/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekonsiliasi Palestina Terancam Gagal
Redaktur : Tim Redaksi