jpnn.com, JAKARTA - Tokoh nasional Rizal Ramli menilai pemerintahan Aung Saan Su Kyi sudah keji melampaui batas dan tidak punya toleransi terhadap etnis Rohingya yang umumnya muslim.
Menurut Ramli, di balik kemegahan simbol peraih nobel, ternyata Su Kyi tidak toleran dan dinilai melanggar HAM.
BACA JUGA: Ironis, Penerima Nobel Perdamian Justru Diam saat Muslim Rohingya Dibantai
"Oleh sebab itu nobel perdamaian baginya harus dicabut dan pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kedudukan Dubes Myanmar di Jakarta," kata Rizal di Jakarta, Sabtu (2/9).
Rizal sangat menyesalkan dan prihatin dengan tragedi kemanusiaan Rohingya.
BACA JUGA: Pembantaian Rohingya Memilukan, Aung San Suu Kyi Membuat Situasi Makin Panas
Dia mengaku sangat kecewa sikap Suu Kyi yang tak peduli atas tragedi kemanusiaan Rohingya ini.
Masyarakat internasional sudah mendesak Suu Kyi agar menghentikan genosida itu.
BACA JUGA: Sepekan Kekerasan di Rakhine: 399 Tewas, 38 Ribu Mengungsi
Namun, hingga saat ini Ramli melihat Suu Kyi membiarkan semuanya terjadi.
"Maka dengan sangat menyesal saya mendesak agar hadiah nobel Suu Kyi dicabut dan persona nongratakan Dubes Myanmar di Jakarta," katanya.
Dia melihat, hingga saat ini, pemerintah Myanmar seakan tutup telinga. Termasuk Aung San Suu Kyi, pemimpin Myanmar sekaligus seorang peraih nobel perdamaian.
Padahal, telah banyak negara mengecam kejadian ini. "Bila mereka tetap tutup telinga maka gaung suara untuk mencabut gelar yang diberikan kepada Suu Kyi akan semakin keras," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rohingya Semakin Memilukan, Di Mana Aung San Suu Kyi?
Redaktur & Reporter : Boy