jpnn.com, JAKARTA - Ekonom senior Rizal Ramli mengungkap alasannya bersuara keras terhadap pemerintah terkait penggunaan dana haji.
Hal itu karena adanya amanah dari ulama berpengaruh KH Atabik Ali yang juga pendukung setia Presiden Jokowi.
BACA JUGA: Tamsil Linrung: Jika Benar Bukan untuk Infrastruktur, Audit Saja Dana Haji
"Beliau ulama yang berpengaruh dan pendukung militan Pak Jokowi, di depan saya beliau menangis," ujar Rizal Ramli dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis (10/6).
Diceritakan, pada 9 Mei 2018 dirinya mengunjungi almarhum KH Atabik Ali, Pengasuh Ponpes Krapyak di Yogyakarta.
BACA JUGA: Ada Pesan dari Pak Anggito untuk Para Calhaj soal Dana Haji, Tolong Dicermati
Dalam pertemuan itu Kiai Atabik Ali mengatakan usianya sudah tua.
Dirinya juga tahu posisi Rizal Ramli berada di luar pemerintahan.
BACA JUGA: Ada Surat Pengangkatan Honorer Usia 35 Tahun ke Atas jadi PNS, Bikin Heboh, Oh Ternyata
Namun, Kiai Atabik yakin mantan Menko Perekonomian ini memiliki pengaruh kuat di luar pemerintahan.
"Sambil menangis beliau berucap, "Saya hanya titip satu hal, jangan sampai dana haji dipakai macam-macam"," tutur Rizal Ramli.
Dia menambahkan, siapa saja yang melihat komentar kerasnya terkait dana haji, harus melihat amanah itu.
"Jadi kalau Rizal Ramli komentar hari ini, harus lihat amanah itu," ujarnya.
Seperti diketahui Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto mengaku siap berdebat dengan ekonom Rizal Ramli dan pengamat politik Rocky Gerung guna membahas keputusan pemerintah membatalkan keberangkatan jemaah calon haji 2021.
Legislator Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan debat tersebut untuk menghindarkan masyarakat terutama para calhaj dari informasi menyesatkan.
Menurut Yandri, keputusan pemerintah membatalkan keberangkatan jemaah calon haji 2021 disebabkan Kerajaan Arab Saudi belum memberikan kuota bagi negara-negara Islam
Rizal Ramli menerima tantangan dialog terbuka yang dilontarkan Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto terkait dana haji. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad