”Saya baru sekali ke kantor ini, rumahnya cerah, penuh keterbukaan, ditengah-tengahnya ada pohon
BACA JUGA: Masa Tahanan JRR Bakal Diperpanjang
Saya terima kasih kepada ibu Rizal Ramli, juga kepada pak Deni, Bu Barbara, dan kawan-kawan semuaMenurut Ramli, dalam sejarah hidupnya ada tiga hal yang selalu konsisten
BACA JUGA: Golkar Sulut Komit Kawal Pemilu
”Ada tiga perjuangan yang terus kami konsistenBACA JUGA: Iskandar Sakit Lagi
Pada 1970-an, kami tulis kritikan sistem otoriter orba yang diterjemahkan dalam 7 bahasaKritik terhadap mantan presiden Soeharto itu pula menyebabkan saya dimasukkan ke dalam tahanan militer selama 5 bulan,” kata dia.Kedua, kata Rizal, pihaknya selalu konsisten memperjuangkan peningkatan tarap hidup masyarakat, mengentaskan kemiskinan dan pendidikan”Ke depan kita harus ubahIndonesia ini ada duaSebanyak 20 persen keatas sudah merdeka, tapi 80 persen ke bawahnya belum pernah menikmati arti kemerdekaanContohnya, beberapa minggu lalu saya ke Pulau SeribuDisana banyak anak nelayan yang tak makan ikanBagaimana tak kekurangan protein sementara ikan hasil tangkapan dijual untuk beli beras,” papar mantan menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid tersebut.
Bila dia jadi presiden, salah satu yang akan dilakukannya ialah program memberi telur kepada anak satu telur setiap hari”Saya belajar dari Jepang, mereka miskin sekali, tapi anak dibawah 12 tahun setiap hari dikasih telur, hasilnya kita bisa saksikan sendiri sekarangUntuk itu, di tahun 2009, otomatis akan banyak pasokan dari peternak, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru,” beber capres dari PBR, PPI, dan P3I itu.
Ketiga, kata Rizal, seorang capres yang dibutuhkan dan diutamakan ialah track record bukan iklan”Banyak yang pasang iklan padahal tidak memiliki track record apa-apaTapi kadang-kadang saya sedih dan terkadang merasa terhina, karena masih banyak teman-teman analis dan media bilang pak Rizal Ramli dari segi track record ok, tapi Pak Rizal Ramli bukan orang JawaPemikiran sempit seperti ras, agama, dan suku seperti itulah yang harus dibuangKita ini nasionalismeSilahkan orang mana saja yang mau jadi presiden, mau orang Sunda, Sabang, Kalimantan, Aceh, Manado, Papua, silahkan sajaSebagai nasionalis, melihatnya bukan darimana dia berasal tapi apa pemikiran/ide dia yang terbaik untuk bangsa ini,” papar pria blasteran Sumatera-Jawa tersebut.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lapindo, Rapor Merah SBY
Redaktur : Tim Redaksi