Rizky Rifallah, Remaja Penderita Diabetes Insipidus dan Kanker Batang Otak

Sehari Minum 14 Liter, Obat Harus Beli ke Singapura

Senin, 16 Februari 2009 – 06:21 WIB
Penderita kanker otak, Rizki Rifallah, 15 tahun, saat berada di ruang belajar RS Dharmais Jakarta baru-baru ini. Foto: Agus Wahyudi/Jawa Pos

Usia Rizky Rifallah baru 15 tahunNamun, dua penyakit berat telah menderanya, yakni diabetis insipidus dan kanker pada batang otak

BACA JUGA: Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (6-Habis)

Kini dia melalui hari-harinya di RS Kanker Dharmais, Jakarta.

TITIK ANDRIYANI, Jakarta



TUBUH Rizky Rifallah terbaring lunglai di ruang anak RS Dharmais Kamis lalu (12/2)
Kondisi remaja yang seharusnya sudah duduk di kelas III SMP itu cukup memprihatinkan

BACA JUGA: Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (5)

Badannya kurus dan hampir seluruh rambutnya rontok
Meski demikian, saat berbicara, suaranya masih nyaring.

Remaja 15 tahun itu menuturkan ihwal penyakitnya dengan lantang dan ceplas-ceplos

BACA JUGA: Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (4)

Disimak dari penuturannya, bocah itu tampak cerdasMemang, Rizky anak yang cukup pandai secara akademikSejak duduk dibangku SD, dia tak pernah sekali pun terlempar dari tiga besar di kelasnya.

Berbekal prestasi akademik itulah, Rizky diterima di SMPN 111 Jakarta -salah satu sekolah rintisan bertaraf internasional (SRBI)Saat orang tuanya berada di puncak kebanggaan terhadap Rizky, musibah itu datangPada pertengahan 2006, Rizky divonis menderita kanker otak.

Awalnya, kanker otak yang menjangkiti Rizky tidak terdeteksi oleh dokterSebab, hasil diagnosis menyebutkan bahwa Rizky menderita diabetes insipidusYakni, pengeluaran cairan tubuh berupa urine dalam jumlah berlebihPenyebabnya, antara lain, rusaknya saraf yang bisa memerintah tubuh untuk kencing atau tidak dan gagalnya ginjal terhadap rangsangan hormon AVP (arginine vasopressin, salah satu hormon yang di ginjal)Ketika itu Rizky memang mengeluh sering kencing''Tiap setengah jam aku pipisIbu curiga dan saya dibawa berobat ke RSCM (RS Cipto Mangunkusumo, Red),'' terangnya.

Di RS itu Rizky menjalani pemeriksaan ginjalNamun, tidak ditemukan adanya kelainanKemudian, Rizky diminta untuk menjalani pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging)Yakni, sebuah alat untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet besar dan gelombang frekuensi radio tanpa operasi, tanpa menggunakan sinar X, dan tanpa bahan radio aktif.

Dari situ dokter menyatakan bahwa dia sakit sinusitis''Tapi, dokter tetap curiga karena aku nggak ada keluhan THT,'' ujarnya.

Kemudian, dia dirujuk ke RS Mitra Keluarga, JatinegaraSetelah dilakukan MRI, ditemukan cairan dalam otak Rizky''Kemudian, oleh dokter saya dinyatakan kena diabetes insipidusPenyakit yang langka di IndonesiaKatanya, saat ini hanya ada lima pasien,'' kenang Rizky.

Lantaran langka, obatnya amat sulit didapatUntuk mendapatkan obat itu, Eri Susila Patriadi dan Trisna Purnawati -orang tua Rizky- harus menitip ke tetangga yang pergi ke SingapuraJika tak mengonsumsi obat itu, Rizky terus-menerus kencingAlhasil, dia pun acapkali haus dan dehidrasiKarena itu, sehari dia bisa menghabiskan 14 liter air minum''Kalau tidak minum, bisa dehidrasiSoalnya aku haus terus,'' ujarnya.

Rizky pun pasrah kepada TuhanSuatu hari keajaiban terjadiRizky mendapat pasokan obat secara gratis dari Yayasan Buddha SuciSatu bulan dia habis empat botolHingga kini, bantuan itu masih mengalirObat ''langka'' itu diteteskan pada kedua lubang hidung yang kemudian bekerja pada saraf otak.

Kendati demikian, kecurigaan dokter belum berhentiSebab, Rizky kerap mengeluh sakit kepala yang luar biasa''Kalau pas lagi sakit, kepalaku tak jeduk-jedukkan (aku bentur-benturkan, Red) ke tembokHabis nggak kuat nahan sakit,'' ujarnya dengan gaya bicara agak cadel.

Karena itu, dia dirujuk lagi ke RSPAD Gatot SubrotoKetika menjalani pemeriksaan, diketahui bahwa di otaknya telah bersarang tumor ganas yang sudah besarHasil pemeriksaan itu kemudian dibawa ke RS Siloam, Karawaci.

Pada akhir Desember 2007, Rizky menjalani operasi perdana''Kata dokter, kalau tidak dioperasi, saya bisa kehilangan kesadaran,'' tuturnya.

Rizky menjalani operasi selama tujuh jamNamun, dua jam berselang dia sudah tersadar''Kata dokter, aku ini hebatSebab, biasanya pasien lain sampai dua hari baru sadar,'' ucapnya dengan polos.

Dua minggu kemudian Rizky menjalani operasi keduaSetelah operasi itu, dokter menyatakan bahwa tumornya telah hilangNamun, siapa sangka..delapan bulan setelah itu, atau tepatnya September 2008, tumor ganas itu muncul kembali di otaknyaKali ini lebih seriusPosisinya amat vital, yakni di dalam batang otakKarena itu, tim dokter tidak berani mengoperasi''Sebab, kecuwil sedikit saja aku bisa matiSebab, batang otak itu pusat kehidupan,'' tuturnya tegar.

Rizky tahu betul risiko penyakitnyaKedua orang tuanya juga tak pernah menutupi apa pun ihwal penyakitnya''Aku justru bangga punya penyakit iniArtinya, Allah masih sayang sama akuMulanya aku sempat ngedropTerus ibu beri aku semangatKatanya, kita bisaAku selalu ulang kata-kata ibu bahwa aku bisa,'' ucapnyaMaka, jalan satu-satunya, Rizky harus menjalani kemoterapiSelama menjalani kemoterapi, Rizky tak mengaku kesakitanRambutnya hanya rontok dan kemudian menjadi gundul.

Pada November 2008, Rizky dirujuk ke RS Kanker DharmaisPernah suatu ketika dia mengalami shock, trombositnya turun drastisSaat itu dia harus menghabiskan 30 kantong darah.

Kini Rizky tak hanya berjuang melawan kanker otak, tapi juga harus bergelut dengan diabetes insipidus''Kalau aku sampai berhenti minum obat, ya pipis dan haus terus,'' ujarnya.

Lantaran penyakitnya itu, Rizky terpaksa putus sekolah sejak kelas I SMPKetika awal menderita kanker, dia sempat masuk hingga satu semesterNamun, karena kerap tertinggal pelajaran, dia tidak naik kelas''Saya sering nggak masuk karena harus berobatWaktu minta ujian di rumah sakit, sekolah juga nggak mauSampai ayah saya marah-marah,'' cerita dia.

Cukup lama tidak sekolah, Rizky sering rindu belajar dan bersosialisasi dengan teman-temannyaBeruntung, teman-teman dia tidak melupakannyaMereka rajin menengok RizkyDemikian pula teman SDTerlebih lagi beberapa karibnya''Aku jadi semangat lagiKata mereka, yang penting aku sembuh dulu, baru sekolah,'' kata Rizky.

Beruntung, di RS Dharmais ada program Sekolahku yang digagas Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI)Program pendidikan itu diperuntukan bagi penderita kanker anak yang tidak bisa ikut pelajaran di sekolah''Kalau pas lagi enak badan, aku sering pergi belajarAku suka baca ensiklopedi dan bahasa Inggris,'' ungkapnya.

Di hari kanker anak internasional yang jatuh pada 15 Februari kemarin, Rizky terus berdoaSelain ingin sembuh, Rizky berujar ingin sekali bisa memberangkatkan haji ibunya''Aku ingin banget naikin Ibu hajiSoalnya, Ibu pengin banget,'' tuturnya, kali ini dia tidak bisa membendung air matanyaBagi Rizky, sosok sang ibu teramat pentingTrisna-lah yang memompa semangat Rizky menghadapi ganasnya kanker yang dideritaApalagi, posisi Rizky sebagai anak pertama memacu spiritnya untuk tegar menghadapi penyakit ganas itu''Adikku empatKarena itu, aku harus kuatMereka sayang banget sama aku,'' imbuhnya.

Lantaran sosok sang ibu pula, Rizky berkeinginan menjadi penyanyi kelakSebab, sang ibu dulu juga seorang penyanyiApalagi, Rizky memang berbakat di bidang tarik suaraSuatu hari dia pernah diminta pihak rumah sakit untuk tampil dalam sebuah acara''Doakan aku sembuh, ya,'' ujarnya dengan mata berbinar(nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (3)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler