RNI Tunda Kerjasama dengan Australia

Kamis, 21 November 2013 – 16:05 WIB
Dirut RNI Ismed Hasan Putro di depan kantornya Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Kamis (21/11). Foto: Yessy Artada/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Ismed Hasan Putro menyatakan akan menunda sementara kerjasama dengan Australia terkait bisnis impor sapi dan pembelian lahan ternak sapi seluas 25 ribu hektare.

Langkah ini diambil Ismed untuk menghormati sikap pemerintah yang saat ini bersitegang dengan Australia pascaterbongkarnya aksi penyadapan yang dilakukan negara Kangguru itu terhadap Presiden SBY dan sejumlah petinggi pemerintah RI.

BACA JUGA: AirAsia Setop Penerbangan ke Manado

"Jadi kami sudah putuskan untuk menghentikan sementara proses negosiasi dengan Australia. Kita pending dulu sampai suasana kondusif, kita cooling down dulu lah, sambil menunggu proses yang saat ini masih berjalan," tutur Ismed di Kantor Pusat PT RNI, Jalan Denpasar Raya, Kuningan, Jakarta, Kamis (21/11).

Diakui Ismed bahwa bukan perkara mudah menjalin kerjasama bila sudah tidak didasari rasa saling percaya. "Sangat sulit menjalankan bisnis jika sesama pemerintah tidak ada saling kepercayaan lagi seperti ini," ujar Ismed.

BACA JUGA: Rencana BUMN Beli Lahan Ternak Sapi di Australia Tetap Jalan

Kendati begitu, pihaknya mengaku telah mempunyai opsi lain untuk melanjutkan rencana perseroan. "Tapi sekarang ini kita juga sudah menyiapkan 5 ribu hektare di New Zealand dan rencana impor sapi. Di saat ada masalah seperti ini maka kami mengambil alternatif lain yaitu New Zealand," sebutnya.

Terlebih kata Ismed, Menteri Pertanian Suswono saat ini sudah ke New Zealand untuk memonitor langkah alternatif ini. "Pak Mentan kan saat ini sedang ke sana dan kami juga akan memproses ke situ," tukas Ismed. (chi/jpnn)

BACA JUGA: Bensin di Talaud Capai Rp 15 Ribu per Liter

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amankan UBP Emas Pongkor, Antam Gandeng Polda Jabar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler