Roda Kiri Kempis, Garuda Hard Landing di Malang

Sabtu, 23 Juli 2011 – 04:28 WIB

MALANG - Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 292 kemarin siang (22/7) nyaris celaka di Bandara Abdulrachman Saleh, MalangPesawat yang terbang dari Jakarta tersebut mengalami hard landing setelah roda depan sebelah kiri kempis

BACA JUGA: Wagub Dorong Pengembangan Bandara Kalsel

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi pukul 14.30 itu
Namun, insiden tersebut membuat 99 penumpang pesawat jenis Boeing 737 itu panik

BACA JUGA: Wako dan Mantan Wako Pariaman, Tersangka

Di pesawat tersebut juga ada sejumlah pejabat dan pengusaha Jakarta
Di antaranya Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif

BACA JUGA: Belasan Hektar Ganja untuk Dana Teroris



"Kami seperti bola yang dikopyok (diaduk) dalam stoplesSempat mental-mental mirip bola," ungkap Iwan Kurniawan, penumpang yang duduk di seat 1B, yang saat itu berdampingan dengan Luminto, bos PT Sritex

Untung, tak ada penumpang yang terlukaNamun, semuanya sempat ketakutanTerlebih penumpang yang duduk di bangku belakangSebab, entakan yang dirasakan lebih keras daripada penumpang yang duduk di depanSaking shock-nya, hingga turun dari pesawat 20 menit kemudian, Iwan yang juga pengusaha properti di Malang itu merasakan jantungnya masih berdetak kencang.

Iwan menceritakan, pesawat tersebut bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sekitar pukul 12.30Awal perjalanan, penumpang sama sekali tak curigaNamun, saat tiba di atas udara Malang, tanda-tanda kondisi tidak aman mulai terasa"Pesawat tak lekas turun, tapi rasanya berputar-putar hingga 20 menit," jelas Iwan

Kurang lebih lima putaran di atas Kota Malang, pilot memutuskan untuk mendaratYang membuat penumpang kaget, teknis pendaratan yang dilakukan pilot tidak sebagaimana biasanya

Di ketinggian tertentu, lanjut Iwan, pesawat turun secara spontanAda dua kali entakan kerasTeriakan takbir berkali-kali terdengarJuga ada penumpang perempuan yang menjerit ketakutanBerlanjut pada entakan ketiga, roda telah menyentuh landasan pacu dan mendadak pesawat kehilangan keseimbanganSaat itulah seluruh penumpang terpental dari tempat duduk masing-masingPosisi pesawat miring ke kiriMasih dalam kecepatan tinggi, pesawat seperti melakukan pengereman

Pesawat akhirnya berhasil dihentikan kurang lebih 500 meter dari taxiway (terminal kedatangan dan keberangkatan) dengan posisi tak sempurna"Moncong pesawat miring," imbuh IwanMeski pesawat telah berhenti, awak pesawat melarang penumpang turunSemua penumpang tampak tegangSebagian melongok ke luar jendelaMungkin khawatir ada asap dari pesawat

Saat menunggu keluar pesawat itulah, sejumlah penumpang rasan-rasan (menggunjing)Termasuk Syamsul Maarif yang duduk di kursi deretan terdepan"Sebagai orang yang berpengalaman soal penerbangan, khususnya di pesawat kemiliteran, katanya pilot kurang profesional," ungkap Iwan menirukan perkataan SyamsulBaru sekitar 20 menit kemudian, pesawat bergerak maju mendekati terminal penurunan penumpangSetelah itu penumpang diperbolehkan keluar dari pesawat

Sebagai pelanggan maskapai yang di saham kepemilikannya ada andil dari pemerintah tersebut, Iwan merasa cukup kecewaSebab, selama ini Garuda adalah maskapai yang terkenal dengan keamanannya daripada maskapai lain yang melayani rute tujuan MalangNamun, atas kejadian yang dialami, dia merasa sangat kecewaApalagi, tak ada permintaan maaf dari manajemen atas petaka yang nyaris merenggut jiwa para penumpang tersebut.

Senada dengan Iwan, Amik, penumpang lain, mengatakan cukup kaget dengan kejadian yang dirinya alamiBahkan, dia melihat roda pesawat mengeluarkan asapDari informasi melalui sambungan telepon, Amik mengatakan, banyak penumpang yang turun dari pesawat dalam kondisi panik

Secara terpisah, General Manager Garuda Malang Dharmawan YHendrata mengatakan, kecelakaan ringan itu terjadi karena roda depan sebelah kiri kurang angin alias kempis"Karena itulah, pesawat sempat kehilangan keseimbanganNamun bisa cepat dikuasai pilot dan tidak keluar dari landasan pacu," terang Dharmawan.

Profesionalitas dalam setiap penerbangan, kata Dharmawan, selalu diutamakan GarudaUtamanya dari pilotnya"Kami mengutamakan prosedur yang telah ditentukanSoal penyebab ban kempis, masih dalam penyelidikan," tandas Dharmawan.  

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keselamatan para penumpang yang sedianya akan berangkat ke Jakarta menggunakan pesawat tersebut, manajemen mengalihkan penerbangan ke Surabaya dengan kendaraan yang sudah disediakan"Sesuai dengan prosedur, pesawat yang bannya kempis tak bisa lekas digunakan, namun harus menjalani serangkaian pemeriksaan menyeluruh untuk kelayakan terbang," paparnyaDalam kloter kedua tujuan Jakarta, ada 110 penumpang.

Pantauan Radar Malang (JPNN Group) di lokasi kejadian menunjukkan, kecelakaan yang dialami Garuda itu membuat banyak penumpang yang telantarAkibatnya, manajemen mengalihkan penerbangan mereka via Bandara Juanda, Surabaya, dengan menggunakan bus yang telah disediakanSalah satu kelompok penumpang yang telantar itu adalah rombongan staf menteri informasi dan komunikasi (Menkominfo) yang baru melakukan kegiatan seminar di salah satu hotel di Kota Malang. 

Hendry Pardede, salah seorang anggota rombongan Menkominfo yang telantar, mengatakan bahwa dirinya bersama 200 temannya yang tergabung di dalam rombongan harus menunggu pesawat penggantiRombongan dari Jakarta tersebut diberangkatkan sebanyak dua kloterAkibat kejadian itu, dia harus menunggu pesawat pengganti yang cukup lama(mas/jpnn/c9/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejagung Mulai Intensifkan Periksa Pejabat Kolaka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler