Romo Syafi'i dan Tengku Zulkarnain Bicara soal 6 Laskar FPI

Sabtu, 26 Desember 2020 – 10:25 WIB
Romo Syafi'i dan Tengku Zulkarnain. Foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com - Romo Syafi'i dan Tengku Zulkarnain sama-sama menilai ada keanehan dalam penanganan kasus enam Laskar FPI (Front Pembela Islam).

Dimulai dari kedatangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS), tertembak matinya enam laskar FPI, dan penahanan HRS.

BACA JUGA: Muncul Telegram Pembubaran Ormas, FPI: Semua Anggota Harap Tenang

"Sampai hari ini, publik masih bertanya-tanya, apa alasan hingga Habib Rizieq dikuntit. Beliau bukan teroris, bukan koruptor, bukan gembong narkoba. Upaya penguntitan inilah kemudian yang akhirnya memakan korban jiwa," kata Tengku Zulkarnain dalam kanal pribadinya di YouTube.

Ustaz  asal Deli Serdang ini juga melihat ada keganjilan dalam penanganan kasus penembakan enam laskar FPI yang terus berubah-ubah faktanya.

BACA JUGA: Simak Pernyataan Kombes Yusri soal Telegram Kapolri Tentang Pembubaran FPI

"Sangat aneh kalau informasi yang diberikan berubah-ubah. Sementara masyarakat sudah terpecah gara-gara ini," ujarnya.

Keanehan juga dirasakan Romo Syafi'i. Politikus Partai Gerindra ini ikut mengawal keluarga korban saat menjemput jenazah enam Laskar FPI di RS Polri Kramat Djati.

BACA JUGA: 6 Poin Penting Pernyataan Gus Yaqut soal Ahmadiyah dan Syiah

Dikatakannya, sejak awal penjemputan terjadi keanehan-keanehan dan seperti ada yang ditutupi.

"Saya waktu itu kaget, enam keluarga korban ternyata sudah membuat pernyataan keberatan untuk autopsi tetapi pihak rumah sakit tetap mengautopsi para korban. Ini kan aneh," ujar anggota Komisi III DPR RI.

Keanehan lainnya, saat pemulangan jenazah, keluarga korban tidak diizinkan melihat dan hanya diminta satu orang perwakilan.

Kemudian ada dua ambulans yang berangkatnya cukup lama. Sementara ambulans satu sampai empat sudah jalan.

"Saya dan keluarga korban sampai bertanya mengapa ambulans kelima dan keenam tidak datang-datang. Sedangkan ambulan pertama sampai keempat sudah lama jalan ke Petamburan. Setelah ditanyakan pengacara, baru ambulansnya dipanggil," terangnya.

Romo Syafi'i menjelaskan alasan mengapa dia dan Fadli Zon ikut mengawal keluarga korban karena mereka meminta bantuan.

Sebab, kata politikus asal Sumut itu, keinginan keluarga korban untuk membawa pulang jenazah seperti dihalangi.

"Waktu itu saya yang mengawal di rumah sakit sampai enam jenazah dipulangkan. Sedangkan Fadli Zon mengawal mobil jenazah satu sampai empat ke Petamburan," tuturnya.

Baik Tengku Zulkarnain maupun Romo Syafi'i berharap kasus ini bsa terbuka setransparan mungkin.

Jangan sampai kasus penembakan mati enam Laskar FPI ini tenggelam tanpa ada penyelesaian. (esy/jpnn)

 

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler