jpnn.com, SIMALUNGUN - Tim SAR Gabungan mengalami hambatan dalam pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba.
Itu karena Remotely Operated Vehicle (ROV) yang digunakan untuk mengobservasi bangkai kapal terbelit pada tali KM Sinar Bangun.
BACA JUGA: KM Sinar Bangun di Dasar Danau Toba, Posisi Terbalik
Akibatnya, petugas gabungan harus menyewa ROV dari Singapura.
”Sampai dengan saat ini ROV milik BPPT masih kebelit tali sehingga blm dapat dioperasionalkan,” kata Kepala Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro Sabtu (30/6).
BACA JUGA: Kadishub Samosir tak Ditahan Meski Ditetapkan Jadi Tersangka
Padahal, pada Kamis lalu (28/6) tim evakuasi sudah menemukan titik pasti bangkai KM Sinar Bangun itu karam. Bahkan ROV sudah menangkap penampakan motor, helm, dan jasad yang diduga adalah korban KM Sinar Bangun.
Harjo mengatakan jika kini tim tengah berembug untuk melanjutkan evakuasi. ”Rencana akan didatangkan ROV Work Class,” ucapnya.
BACA JUGA: Keluarga Berharap Jasad Korban KM Sinar Bangun Bisa Diangkat
ROV jenis tersebut memiliki tangan yang bisa mengangkat beban seberat 250 Kg. Kedalaman yang bisa diselaminya pun lebih dalam dari ROV yang tersangkut, yakni mencapai 2000 meter. ROV work class itu merupakan pinjaman dari Singapuar. ”Sekarang posisi di Surabaya,” imbuhnya.
Kedepan, ROV bertangan tersebut akan digunakan untuk memotong tali yang mengikat KM Sinar Bangun. Selain itu benda-benda serta jenazah yang tenggelam pun bisa diangkat. (lyn/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KM Sinar Bangun Ditemukan, Bupati Simalungun Bilang Begini
Redaktur & Reporter : Budi