JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus menggejot akses pendidikan tinggi bagi masyarakat miskinSalah satu program yang sudah berjalan adalah, Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin (Bidik Misi)
BACA JUGA: Siswa SMPN 28 Sudah Biasa Basah Kuyup
Meski tidak terserap seratus persen, tahun ini kuota Bidik Misi diupayakan naik menjadi 50 ribu mahasiswaPemberian Bidik Misi mulai disalurkan ke mahasiswa tahun angkatan 2010-2011 lalu
BACA JUGA: Hadapi UN, Guru Gelar Musyawarah
Total ada 20 ribu mahasiswa dari 90-an perguruan tinggi negeriBACA JUGA: DPR Soroti Uji Kompetensi Dokter
Masing-masing mahasiswa mendapatkan jatah Rp 12 juta per tahunDari anggaran tersebut, sebagian besar dikucurkan untuk biaya pendidikan kuliah.Mekanisme pengucuran beasiswa ini diserahkan ke masing-masing PTNKemendiknas mencatat, ada PTN yang menerima dulu mahasiswa lalu menyeleksi dari seluruh mahasiswa tidak mampu berprestasi untuk mendapatkan Bidik MisiAda pula mahasiswa yang sudah menetapkan dari awal penerima Bidik Misi melalui undangan ke SMA-SMA di kawasan PTN
Bidik Misi ini diberikan kepada mahasiswa miskin berprestasi yang masuk PTN melalui SNMPTN Jalur UndanganTidak ada kesempatan bagi mahasiswa yang masuk PTN melalui SNMPTIN Jalur Tes Tulis
Mendiknas MNuh menjelaskan, anggaran yang dikucurkan untuk Bidik Misi ini dikemas dalam satu paketYaitu untuk empat angkatanUntuk empat angkatan, Mendiknas menganggarkan Rp 1 triliunJika dibagi rata, tiap angkatan dijatah Rp 250 miliarMasing-masing angkatan mendapatkan kuota 20 ribu mahasiswa"Beasiswa langsung menggratiskan SPP plus uang saku," kata Nuh, saat melakukan sidak di penerima Bidik Misi di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Rabu (3/2)
Sidak ini dilakukan untuk memastikan pengucuran Bidik Misi tepat sasaranRata-rata, tambah Nuh, setiap penerima Bidik Misi selain gratis SPP juga mendapatkan uang saku Rp 500 ribu per bulanTahun ini, uang saku yang diterima bakal dinaikkan menjadi Rp 600 ribu per bulan.
Evaluasi tahun ini, Bidik Misi hampir terserap seluruhnyaNuh menjelaskan, dari 20 ribu kuota ada 300-an jatah Bidik Misi yang tidak sampai di tangan mahasiswaKemendiknas mendapatkan keterangan, tidak terserapnya jatah Bidik Misi tersebut disebabkan karena ketidaksesuaian fakultas yang dijatah mendapatkan Bidik Misi, dengan keinginan calon mahasiswa"Tapi nilai tersebut kecil, jika dibandingkan dengan yang terserap," jelas Nuh.
Kemendiknas sedang menggodok penambahan jatah kuota Bidik MisiKemendiknas berupaya untuk menambah kuota mahasiswa setiap tahun angkatan menjadi 50 ribu"Tetapi, sementara ini yang berjalan baru 20 ribu mahasiswa," papar mantan Rektor ITS tersebut
Nuh berharap, kepada PTN yang mendapatkan jatah untuk menyalurkan Bidik Misi ini harus benar-benar mendistribusikan ke mahasiswa yang tepatMeskipun belum mendapatkan laporan ada penyimpangan, Kemendiknas melalui Ditjen Pendidikan Tinggi berupaya mengawasi potensi penyimpangan.
Diantara penerima Bidik Misi yang kemarin didatangi menteri adalah Yun IstatikDia adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) asal DepokYun, nama panggilannya, adalah anak dari montir motor yang berpenghasilan rata-rata Rp 2 juta per bulanKeluarga Yun masih mengontrak rumah petak yang berisi berukuran 3x5 meter
Ia menjelaskan, mahasiswa angkatannya ditarik SPP sebesar Rp 7,5 juta per semesterMelalui Bidik Misi, Yun dan orang tuanya saat ini hanya fokus menabung untuk membeli buku"Beasiswa ini cukup membantu," kata dia(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Guru Terancam Menganggur
Redaktur : Tim Redaksi