JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan duit Rp 1,35 trilun, untuk membangun kawasan terdampak bencana letusan dan lahar dingin Gunung MerapiAgenda rehabilitasi serta rekonstruksi ini dimulai Juli depan, dan rampung akhir 2013.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, pembangunan kawasan yang tersapu bencana Merapi itu dikebut dalam beberapa sektor
BACA JUGA: Danau Paniai Meluap, Warga Terancam Kelaparan
Diantara yang paling mendesak untuk diperbaiki adalah kerusakan lahan produktif seluas 1.300 hektarBACA JUGA: KM Kasih Abadi Tenggelam di Muara Digoel
Khusus untuk memperbaiki lahan produktif ini, disiapkan anggaran sebesar Rp 222,16 miliar.Sementara untuk pembangunan insfrastruktu siap dikucuran uang senilai Rp 417,67 miliar
BACA JUGA: Riau Minta Pusat Transparans soal Data Lifting Migas
"Semua anggaran tersebut digunakan selama tiga tahun," tandas Sutopo di Jakarta kemarin (18/4)Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Erupsi Merapi ini menjadi tanggung jawab BNPB.Sutopo menjelaskan, saat ini masyarakat setempat melakukan pergeseran perilaku sosial ekonomiYang paling mencoloka adalah, perubahan mata pencaharianDia menyebutkan, sebagian besar korban letusan dan lahar dingin merapi sebelumnya bekerja tani dan bercocok tanamTapi, setelah area persawahan rusak, mereka beralih menjadi pedagang dan penyedia jasa.
Pihak BNPB sendiri memutuskan jika perbaikan lahan produktif menjadi penanganan yang pertamaSebab, pemerintah harus berkejaran dengan ancaman kerawanan pangan di lokasi tersebutSutopo berharap, tempo yang disediakan pemerintah terhadap BNPB bisa dimanfaatkan tepat waktu.
Beradasarkan pada peta kawasan rawan bahaya dan peta terdampak langsung erupsi merai yang dilansir Badan Geologi Kementerian ESDM, maka daerah yang masuk kawasan tersebut harus dikosongkanSutopo menerangkan, kawasan yang masuk peta tersebut meliputi lahan seluas 1.300 hektar di Kabupaten Sleman, YogyakartaSelain itu juga ada area seluas 10 hektar yang masuk Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Dari kajian tersebut, diperkirakan hingga seratus tahun ke depan kawan itu masih memiliki resiko tinggiDiantaranya adalah terken semburan awan panas dan material muntahan merapi.
BNPB menetapkan, pemerintah memberikan kompensasi bagi warga yang tinggal di kawasan masuk peta rawan dan terdampak langsung ituKompensasi sebesar Rp 30 juta untuk satu rumah utama siap digunakan warga untuk membangun rumah baruSelain itu, pemerintah tingkat desa juga menyiapkan tanah kas desa untuk dibeli warga(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyidik KPK Bergerak di Siantar
Redaktur : Tim Redaksi