Rp 14 Ribu per USD, Jangan Selalu Bilang Aman

Selasa, 25 Agustus 2015 – 05:38 WIB
Foto Ilustrasi.dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto menuturkan, melemahnya rupiah hingga di kisaran Rp 14.000 per USD harus segera diantisipasi pemerintah.

Meski menguntungkan untuk ekspor, pelemahan itu juga bisa merugikan Indonesia."Pemerintah tidak boleh memandang sebelah mata pelemahan rupiah ini," ujarnya.
 
Suryo menyadari, melemahnya rupiah merupakan efek menguatnya dolar AS. Namun, hal tersebut juga akibat dari lemahnya struktur ekonomi dalam negeri.

BACA JUGA: Pengusaha Ritel Batasi Promosi, Pendapatan Media Cetak Drop 40 Persen

"Tidak boleh selalu bilang aman tanpa melakukan tindakan apa-apa. Harus ada langkah konkret dari pemerintah," tegasnya.
 
Menurut pria yang akrab dipanggil SBS itu, melemahnya rupiah membuat beberapa sektor bisnis mengalami ketidakstabilan. Terutama yang selama ini banyak menggunakan bahan baku impor.

"Jika pemerintah hanya mengandalkan pengusaha agar tidak transaksi pakai valas, itu sudah kami lakukan. Tapi, menurut kami, itu saja tidak cukup. Harus ada terobosan yang lain dari pemerintah," sebutnya.
 
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bahlil Lahadalia menyatakan, melemahnya rupiah hingga menyentuh kurs Rp 14.000 tersebut menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk bertindak cepat.

BACA JUGA: Ekonomi Terpuruk, Jokowi Diminta tak Terlalu Pede

"Kalau masih Rp 13.000 per USD itu masih biasa saja, tapi kalau sudah Rp 14.000 per USD harus hati-hati. Saatnya Bank Indonesia intervensi secara intensif," tandasnya. (dee/gen/bil/wir/c9/kim)

 

BACA JUGA: Kapolri: Menimbun Bahan Pokok, Penjara 7 Tahun

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkeu Yakin Rupiah Terus Anjlok Bukan Indikasi Indonesia Krisis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler