jpnn.com - SAMARINDA - Menuntaskan masalah banjir di Samarinda, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim membantu normalisasi beberapa drainase. Terutama program di Sungai Karang Mumus (SKM). Pembangunan ini pun harus bersinergi dengan proyek review masterplan banjir 2014 yang sedang digarap Pemkot Samarinda.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pengendalian banjir, Dinas PU Kaltim, Saiful Amal mengatakan, tahun ini pemprov menggelontorkan Rp 15 miliar untuk menyelesaikan tiga segmen pekerjaan.
BACA JUGA: Sedan Tabrak Pohon, Dua Anggota TNI Kritis
Yakni, penurapan SKM di Perumahan Griya Mukti sepanjang 200 meter, pembangunan drainase Jalan Lambung Mangkurat sekira 220 meter, dan penurapan SKM di Jalan Jelawat (samping jembatan II, Kelurahan Sungai Dama) sepanjang 28 meter.
"Seluruh pekerjaan ini ditarget rampung hingga Desember 2014," sebutnya.
BACA JUGA: Pacu Jalur Kuantan Singingi, Festival Menjaga Tradisi
Sebenarnya, kata dia, untuk pengerjaan drainase Jalan Lambung Mangkurat awalnya sepanjang 400 meter hingga ke simpang Jalan Urip Sumoharjo-Jalan KH Samanhudi. Namun persoalan lahan yang masih mendera tepatnya di bagian hilir (bibir SKM) membuat pembangunan hanya 220 meter.
"Untuk pembebasan lahan urusan Pemkot Samarinda," jelasnya.
BACA JUGA: Ibu Muda Rangkap Bandar Narkoba Diringkus
Sementara itu, dalam proyek pengendalian banjir di kawasan hilir (Kecamatan Samarinda Utara), awalnya pemprov akan membuat tiga polder di Desa Budaya Pampang, Samarinda Utara.
Namun dua polder yakni Pampang Kanan 1 dan Pampang Kanan 2 tidak jadi, karena keberadaannya untuk mengendalikan banjir di kawasan tersebut sudah ditangani melalui proyek normalisasi aliran hilir SKM yang pengerjaannya rampung pada 2013.
"Proyek ini masuk dalam rangkaian normalisasi SKM," sebutnya.
Proyek yang mengacu pada masterplan banjir 2005 itu pun, harus dihapus dalam review masterplan banjir 2014.
"Sudah saya ajukan untuk dihapus, karena sudah ditangani. Namun untuk polder Pampang Kiri, bisa dilanjut," sebutnya.
Keberadaan polder Pampang Kiri sendiri diproyeksi sebagai sumber pengelolaan air baku untuk persiapan Bandara Samarinda Baru (BSB) dan mengaliri warga di kawasan Desa Budaya Pampang.
"Dibutuhkan lahan seluas 20 hektare, saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan oleh Pemkot Samarinda," ujarnya.
Saat ini Pemprov Kaltim masih menunggu pembebasan lahan di Jalan Lambung Mangkurat untuk menyelesaikan proyek perbaikan drainase di kawasan tersebut dan pembebasan lahan di Desa Budaya Pampang untuk pembuatan polder.
"Harapannya pembebasan lahan bisa rampung agar proyek pengendalian banjir dapat segera diselesaikan," jelasnya.
Seperti diketahui, Pemprov Kaltim membagi beberapa kawasan sebagai pilot project penanggulangan banjir meliputi, Kawasan Voorvo, Jalan Lambung Mangkurat, SKM dan simpang empat Sempaja. Kawasan ini merupakan kawasan yang kerap terkenang banjir lebih cepat saat hujan melanda Kota Tepian. (*/dns/far/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadwal Tes CPNS Masih Tunggu Tim BKN ke Nunukan
Redaktur : Tim Redaksi