RSUD Kepulauan Seribu Hanya Punya 4 Dokter

Tanggal Merah, Tidak Layani Pasien Umum

Sabtu, 19 April 2014 – 08:34 WIB

jpnn.com - KEPULAUAN SERIBU - Meskipun sudah memiliki RSUD, warga Kepulauan Seribu belum dapat menikmati pelayanan kesehatan secara maksimal. Keterbatasan tenaga medis dan minimnya peralatan kesehatan RSUD di wilayah Teluk Jakarta itu menjadi salah satu penyebabnya.

Sampai saat ini RSUD yang terletak di Pulau Pramuka -ibu kota Kabupaten Kepulauan Seribu- itu hanya memiliki empat dokter. Tidak semua dokter bisa hadir setiap hari. Tidak jarang pasien harus menunggu lama untuk mendapat pelayanan.

BACA JUGA: Umat Katolik Iringi Salib Yesus di Gereja Santo Arnoldus Janssen

Misalnya, yang dialami oleh Rohayati, 20, salah seorang warga Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Dia urung berobat karena tidak ada seorang pun dokter yang bisa menanganinya kemarin (18/4). Dia pun harus pulang sambil menahan rasa sakit akibat pembengkakan di bagian kiri dadanya.

Menurut Rohayati, sakit akibat pembengkakan itu sebetulnya sudah dia rasakan sejak Kamis lalu (17/4). Kemarin dia lantas mendatangi RSUD untuk berobat. “Niatnya, saya mau periksa. Tetapi, sesampai di rumah sakit, malah disuruh pulang. Katanya, tidak ada dokter karena tanggal merah (hari libur, Red),” ucap dia kepada wartawan.

BACA JUGA: PPP Bekasi Dukung Koalisi Parpol Islam

Mendapat jawaban seperti itu, Rohayati mau tidak mau harus kembali ke rumahnya. Dia tidak mungkin bisa memaksa untuk berobat karena tidak ada dokter yang bisa menanganinya.

Kendati begitu, dia beranggapan, meskipun hari libur, RSUD Kepulauan Seribu seharusnya menyiapkan dan punya dokter jaga. Dia yakin tidak hanya dirinya yang butuh pelayanan medis. “Harusnya hari libur juga ada dokter. Kalau begini, kasihan warga. Apalagi, dari Kepulauan Seribu, jauh kalau harus ke darat (Jakarta, Red),” katanya.

BACA JUGA: Pengurus DMI Dilarang Urus Politik

Menanggapi masalah itu, Kepala RSUD Kepulauan Seribu Muhammad Helmi menyatakan, tenaga medis RSUD memang sangat minim. Rumah sakit milik Pemprov DKI tersebut hanya memiliki empat dokter. Setiap akhir pekan atau saat hari libur nasional, hanya ada seorang dokter yang berjaga di UGD. Dokter yang melayani pasien umum hanya masuk dan bertugas saat hari kerja.

“Mungkin pasien itu (Rohayati) mau berobat di poliklinik umum. Makanya, petugas bilang tidak ada dokter. Sebenarnya hari ini (kemarin, Red) ada seorang dokter yang berjaga,” jelas dia.

Helmi mengungkapkan, dokter yang ditugaskan untuk berjaga saat hari libur hanya berkewajiban melayani pasien UGD (Unit Gawat Darurat) maupun rawat inap. Sedangkan Rohayati hanya mengalami pembengkakan biasa. ''Tadi, dari informasi petugas, pasien tidak memerlukan perawatan segera. Karena itu, kami minta dia kembali pulang,'' ujarnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Kepulauan Seribu Nyoman Suhartanu mengatakan, selama ini pihaknya sudah berusaha secara maksimal membantu pelayanan di RSUD Kepulauan Seribu. Termasuk saat RSUD memerlukan dokter tambahan.

Namun, untuk memberikan pelayanan lebih baik, perlu ada penambahan tenaga medis. Sebab, sebagian besar pasien RSUD Kepulauan Seribu datang ke poliklinik umum. “Sebab, hanya poliklinik umum yang gratis. Tadi (kemarin) kita juga turunkan dokter untuk memeriksa pasien di RSUD (Rohayati, Red),” katanya. (syn/oni/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhammadiyah Desak Jokowi Laporkan Duplikasi Anggaran Disdik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler