RSUD Kewalahan, Pasien Rujukan Menumpuk di IGD

Selasa, 19 Februari 2019 – 23:13 WIB
Pasien di RSUD menumpuk. Foto: JPG

jpnn.com, GRESIK - Puluhan kasur berjajar. Pasien terlihat di mana-mana. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa terlihat berbaring lemah.

Jarum infus masih menancap di tangan mereka. Begitu banyak pasien rujukan mengalir ke RSUD Ibnu Sina. Ruang rawat inap penuh.

BACA JUGA: Dokter Cantik Bicara Layanan terhadap Pasien BPJS Kesehatan

Kemarin (18/2) sebanyak 43 pasien masih antre di instalasi gawat darurat (IGD). Ada 13 orang yang berstatus transit. Mereka belum mendapatkan kamar opname.

Kepala IGD RSUD Ibnu Sina dr Moh. Rusydi mengakui, pasien IGD memang membeludak. Rumah sakit kehabisan bed.

BACA JUGA: Dampak Aturan Baru BPJS: Pasien Turun 40 Persen

Bahkan, karena semakin banyak yang masuk, ada yang sempat dirawat di kursi. ''Mau bagaimana lagi. Rujukan memang banyak. Kamar di rawat inap penuh,'' ujarnya.

IGD, lanjut Rusydi, sampai terpaksa pinjam kasur ke puskesmas terdekat. Ada tiga bed. Sebab, bed di gudang telah habis.

BACA JUGA: Puskesmas Tetap Buka Layanan Darurat Saat Lebaran

Sudah dikeluarkan semua. ''Sebetulnya tidak standar untuk pelayanan IGD, tapi untuk sementara saja,'' terangnya.

Rusydi memerinci, rata-rata yang belum mendapatkan kamar adalah pasien anak dan pasien penyakit dalam. Jawa Pos melihat ruang hijau dan kuning IGD Ibnu Sina penuh pasien.

Banyak sekali. Sudah tidak lagi ada sekat-sekat seperti hari biasa. Di pintu masuk ruangan pun terlihat pasien dirawat.

''Saking banyaknya rujukan ke kami,'' katanya. Menurut Rusydi, sebanyak-banyaknya pasien, setiap hari kunjungan ke Ibnu Sina hanya 50 pasien. Namun, sejak Januari, jumlah pasien membeludak. Sampai 100-120 pasien per hari.

Dari mana saja mereka? Rusdi menyebutkan, ratusan pasien itu datang dari rujukan fasilitas kesehatan (faskes) sebelumnya.

Klinik, puskesmas, atau rumah sakit lain tipe D dan C. Pasien langsung dirujuk begitu saja. Faskes tersebut tidak mengecek dulu di RSUD Ibnu Sina ada kamar atau tidak.

Pasien disuruh berangkat sendiri dengan berbekal selembar kertas rujukan. ''Padahal, seharusnya rumah sakit yang mau merujuk perlu konfirmasi dulu,'' paparnya.

Ada kamar atau tidak. Ada dokter spesialis atau tidak. ''Kalau begini, kasihan pasien karena kami juga tidak bisa menolak,'' ungkap Rusydi.

Wakil Direktur Medik RSUD Ibnu Sina dr Harita Khasun menuturkan, Minggu malam ada 26 pasien yang antre di IGD. Menumpuk.

Senin pagi tersisa 17 orang. Agar mereka tertangani dengan baik, Ibnu Sina membuka ruang rapat inap baru. Jumlah bed ditambah 14.

Ruangan yang biasanya tidak untuk rawat inap pun dibuka. Yakni, ruang HCU. Sebab, kamar di rawat inap sudah penuh.

Bagaimana kebijakan RSUD? IGD akan tetap menerima pasien. Asal, pasien mau menerima kondisi itu. RSUD tidak mungkin menolak pasien.

''Kami tawari apa mau dirawat dengan fasilitas tidak standar? Tapi, perawatan tetap maksimal,'' terangnya. (son/c22/roz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puskesmas Prioritaskan Layani Lansia


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler