JAKARTA - Kasus korupsi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, sepertinya sudah mulai membuat geram koleganya di partai berlogo bintang mercy ituBahkan Ketua Departemen Kominfo DPP Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan kalau Nazaruddin bisa ditembak di tempat kalau tidak mau menyerahkan diri.
”Kita dukung langkah Pak SBY yang meminta paspor Nazaruddin dicabut dan menugaskan Kapolri untuk nangkap Nazaruddin
BACA JUGA: Nazaruddin Berontak, KPK Gandeng CPIB
Langkah itu tepat, karena tindakan Nazaruddin sudah di luar batasSelain kebablasan, lanjut Ruhut, tindakan Nazaruddin yang melempar bola panas dari Singapura, sangat merugikan Partai Demokrat
BACA JUGA: Menhut Targetkan Rekrut 20.000 Tenaga Penyuluh
Apalagi sudah menyeret-nyeret Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet Sea Games di PalembangAnggota Komisi III DPR ini mengaku sudah berkali-kali mengingatkan Nazaruddin agar tidak sembarangan melontarkan tuduhan yang berbau fitnah dan pencemaran nama baik
BACA JUGA: Enggan Spekulasi, MK Tunggu Polisi
Kalau memang punya bukti yang kuat, sampaikan saja ke KPK, tidak perlu dibeberkan ke publikKarena konsekuensinya, kalau tuduhannya tidak benar, bisa dituntut balik.”Saya minta orang-orang yang dituduh telah menerima aliran dana korupsi proyek Kemenpora, segera laporkan Nazaruddin polisi bila tuduhannya tidak benar, karena ini sudah merupakan pencemaran nama baik dan fitnah,” pinta politisi yang dikenal dengan sebutan Poltak ini.
Sementara itu Direktur Eksekutif Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I), Tom Pasaribu, mendesak Partai Demokrat dan KPK untuk mendorong Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membuka aliran dana Muhammad Nazaruddin serta beberapa perusahaanya. “Tidak usah saling membantah bahwa tidak menerima dana dari NazaruddinKalau memang tidak menerima dana mari kita dorong PPATK membuka aliran dana Nazaruddin, ” ujarnya pada INDOPOS (Grup JPNN), kemarin
Menurut Tom, aliran dana ini cukup penting dibuka, sebab tanpa kekuatan yang membackup Nazaruddin, tidak mungkin mendapatkan proyek-proyek besar“Jika kita lihat proyek-proyek yang didapatkan Nazaruddin, semua adalah proyek besar, dan boleh dikatakan dia sebagai salah satu ‘mafia’ proyek di negeri ini,” tandasnya
Lebih lanjut, keterlibatan Nazaruddin dalam dugaan suap di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Error! Hyperlink reference not validNasional, hanyalah proyek kecilDan diyakini, KPK berani menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka bukan terkait dalam kedua kasus ini saja
Tom menyebutkan, kasus yang diduga melibatkan Nazaruddin di Kementerian Error! Hyperlink reference not validyakni tidak hanya kasus pengadaan alat bantu belajar mengajar (ABBM) Error! Hyperlink reference not validError! Hyperlink reference not validatau Error! Hyperlink reference not validspesialis di RS Error! Hyperlink reference not validdan RS Rujukan tahun 2010Tapi juga kasus dugaan pengadaan peralatan pencegahan dalam rangka dukungan kesiapsiagaan dalam menghadapi flu babi di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Error! Hyperlink reference not validtahun anggaran 2009, senilai Rp 64, 791.352.000 melalui perusahan PT Nuratindo Bangun Perkasa
”Kita punya semua data kebohongannya, saya juga siap dikonfrontir dengan pihak-pihak bersangkutan,” ujarnya sembari menunjukan beberapa fotocopi dokumen perusahaan-perusahaan yang diduga sempat bersentuhan dengan Nazarudin.
Bahkan, Tom menduga kuat kalau masih banyak paket lelang bernilai triliunan rupiah yang dikerjakan perusahaan-perusahaan yang tidak jelas dan terindikasi kolusi dan korupsiUntuk itu, Koalisi LSM ini mendesak KPK mengusut tuntas seluruh informasi dan laporan masyarakat serta menangkap habis bandit-bandit berdasi jaringan Nazaruddin yang menggerogoti uang rakyat(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marissa Haque Mengadu ke MK
Redaktur : Tim Redaksi