PAKIS – Rumah ketua umum Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Lutfi Chafidz (45 tahun) kemarin menjadi sasaran pelaku premanismePelaku yang diduga berjumlah dua orang ini menembaki rumah dan mobil milik Lutfi.
Bahkan, sedikitnya empat proyektil ditemukan di kawasan rumah milik warga Dusun Cokro RT 04 RW 01, Desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Malang, ini
BACA JUGA: Pasangan Mesum Digrebek di Panti Pijat
Satu proyektil ditemukan di halaman, satu proyektil menancap di jok belakang mobil, satu proyektil ditemukan di dapur, dan satu proyektil ditemukan petugas di ruang tamu. Tim gabungan anggota Polsek Pakis,Polres Malang,Yonkav 502 Jabung dan Denpom V/3 Brawijaya juga sudah melakukan olah TKP.Diperoleh informasi, aksi penembakan tersebut terjadi pukul 01.45
BACA JUGA: Tak Berkutik, Hadapi Rampok dengan Martil
Lutfi pun seketika kaget dan terbangun begitu mendengar rentetan suara tembakan yang sangat keras tersebutBACA JUGA: Nelayan Nyambi Pengedar Ganja
Saat itulah, ia melihat dua orang mengendarai motor jenis laki-laki melaju ke arah barat“Sebelumnya saya tidak menduga jika rumah saya yang menjadi sasaran tembakApalagi lampu di ruang tengah rumah saya saat itu juga mati,’’ kata Lutfi kepada Malang Post (grup JPNN).Pria berambut gondrong ini memutuskan keluar rumah, setelah dia melihat ada warga lain yang keluar juga keluar rumahBersama-sama warga tersebut, ia berkeliling untuk mencari informasi“Tadinya kami menyangka, suara tembakan itu dari senjata api milik polisi yang sedang mengejar pelaku kriminal,’’ katanya.Lutfi baru tahu jika rumahnya menjadi sasaran tembak setelah Maulana (10 tahun) anaknya menunjukkan kaca belakang mobil Hijet 1000 nopol N 2713 ED miliknya berlubang“Ayah, mobilmu ditembaki,’’ teriak Maulana.
Ia kemudian melihat memang ada bekas lubang akibat tembakanSaat itu juga Lutfi menyalakan lampu di rumahnya, dan baru mengetahui jika ada lubang di beberapa sudut rumahnya. Termasuk tembok di atas tangga rumahnya berlubang“Selain di kaca mobil, saya melihat ada dua lubang di kaca jendela, juga pintu dapurSedangkan proyektilnya ditemukan di halaman, dapur, jok mobil dan ruang tamu,’’ katanya, kemudian segera menghubungi anggota Polsek Pakis, dan Polres Malang.
Terkait motif penembakan, Lutfi mengaku tidak tahu menahuHanya saja, kepada Malang Post, dugaan kuat motif penembakan ini berkaitan dengan kasus penganiayaan yang saat ini ditanganinyaDiungkapkan bahwa lima hari lalu dirinya didatangi oleh Netty Kurniawati, 38 tahun, warga Perum Asabri, Dusun Dumpul, Desa Sidorejo, JabungKedatangan Netty ini meminta Lutfi untuk membuatkan surat pernyataan tidak terima, karena dia menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Sukatin, tetangganyaAlasan Netty saat meminta surat pernyataan tidak terima tersebut adalah karena laporan penganiayaan tidak ditanggapi oleh anggota Polsek Jabung
“Karena itu, saya membuatkan surat yang dimintanya tersebut ’’ terang LutfiSelang dua hari kemudian, ganti pihak Sukatin yang mendatangi rumah LutfiSaat itu Sukatin tidak datang sendiri, melainkan diwakilkan oleh dua orang mengaku bernama Santoso dan MulyadiKepada Lutfi dua orang suruhan Sukatin ini meminta Lutfi untuk tidak melanjutkan kasus ini, dan mau mencabut laporannya dari Polsek JabungLutfi pun tidak masalah, dengan syarat korban yaitu Netty mau“Saat itu saya memberikan jawaban yang sangat sopanSaya mau mencabut perkaranya jika ada korbannya mau mencabutKalau tidak ya tidak mungkin saya mencabut laporan yang sudah dilaporkan itu,’’ tambah Lutfi.
Jawaban Lutfi inilah yang membuat dua orang suruhan Sukatin berangBahkan, tanpa segan-segan keduanya mengatakan kepada Lutfi jika salah satu anak Sukatin adalah anggota TNI“Saat itu saya mengatakan tidak masalah, meskipun diberi tahu jika anak Sukatin ada yang anggota TNI,’’ tambah Lutfi yang mengatakan kedua orang suruhan Sukatin itu kembali datang sehari setelahnyaNamun kedatangan kedua ini mereka tidak bertemu Lutfi, karena saat itu Lutfi berada di rumah orang tuanya di Jalan Raya Sulfat, Kota Malang.“Saya tidak tahu, apakah ini poros masalahnya atau tidak, tapi yang jelas kasus terakhir yang saya tangani adalah kasus ini, dan kasus PR Pakis Jaya dan Delapan WijayaUntuk kasus dua PR itu hanya masalah uang pesangon saja,’’ tambah Lutfi(ira/nug)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Digebuki Polisi, Lapor Polisi
Redaktur : Tim Redaksi