PADANG - Sekitar 70 warga Pasie nan Tigo, Kototangah, Padang, Sumatera Barat dipastikan tidak akan bisa merayakan lebaran di rumah mereka masing-masingHal itu disebabkan Sebanyak tiga belas rumah di kawasan itu rusak berat dihantam gelombang pasang, Sabtu dini hari (27/8)
BACA JUGA: Orang Gila Ngamuk, Aparat Panik
Akibatnya warga terpaksa mengungsi ke tenda daruratGelombang pasang mulai terjadi semenjak Jumat sore, namun mencapai puncaknya Sabtu dini hari
BACA JUGA: Gudang Elektronik Ludes Dilalap Api
Terjangan ombak menyebabkan dinding rumah jebol dan lantainya ambrukBACA JUGA: KMP Windu Karsa Tenggelam, 12 Penumpang Tewas
Salah seorang korban, Roma, mengatakan rumahnya mengalami rusak berat dan tidak bisa dihuniMereka berharap segera mendapatkan bantuan, apalagi beberapa hari lagi sudah lebaran""Kami sementara tinggal di tenda, karena rumah yang terkena itu tidak bisa dihuni lagiLagi pula berkemungkinan abrasi masih akan terjadi,""ujarnya
Berdasarkan pengamatan Padang Ekspres (JPNN Grup) di lokasi kejadian Sabtu siang, terlihat warga bergotong royong dengan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Padang untuk mencegah meluasnya abrasiMereka memasang terpal di sepanjang pantai, mengisi karung dengan pasir dan menyusunnya di sepanjang pantai
Pemukiman warga yang hanya berjarak 5 meter dari pantai ini sudah seringkali di hantam gelombang pasang, namun mereka enggan pindah karena pencarian mereka pada umumnya adalah nelayan
Selain itu, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Sosial sudah menyalurkan bantuan berupa satu ton beras, tikar, makanan lainnya dan mendirikan dapur umumTenda-tenda pengungsian terlihat telah berdiri tidak jauh dari rumah warga yang jadi korban abrasi pantai ini
Wakil Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan pemerintah sudah lama melarang warga membangun di lokasi rawan abrasi ituBahkan pemerintah sudah berinisiatif membangun batu grip di sepanjang pasie nan tigo untuk antisipasi abrasi
""Namun warga sendiri yang menghalangi, bahkan anggota yang survey di kejar dengan senjata tajam, mobil masuk membawa batu pun dimintai uangSaya imbau masyarakat untuk sadar bahwa pantai barat ini akan terus digerus pantainya akibat tekanan angin selatan,""ujar Mahyeldi
Namun warga membantah bahwa yang melarang pembangunan batu grip dan meminta uang pada pekerja proyek batu grip adalah mereka""Itu adalah orang luar pak, bukan kamiKalau itu terjadi lagi, kami akan usir dan laporkan mereka,""ujar salah seorang warga
Pemukiman warga ini memang rawan terkena abrasi pantai karena rumah dibangun dengan jarak terlalu dekat ke bibir pantaiWarga menolak pindah dengan alasan pencaharian mereka sebagai nelayan.
Di derah tetangga yang sebelumnya juga sering mengalami abrasi, sudah aman seiring dengan bersedianya warga setempat untuk diberi batu grip di daerah mereka""Lihatlah, daerah sebelah tidak terkena lagi (abrasi, red)Makanya warga jangan menghalangi pemasangan batu grip, karena ini untuk kebaikan kita semua,""ujar Mahyeldi(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lolos Hukuman Gantung, TKI Pulang Kampung
Redaktur : Tim Redaksi