jpnn.com - SURABAYA – Irsan David Asoka sama sekali tidak menyangka rumahnya bakal didatangi ratusan tamu Kamis pagi (11/9). Mereka ternyata bermaksud untuk mengosongkan rumah milik kepala Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Pemkot Surabaya itu. Rumah tersebut berisi banyak koleksi mainan dan guci kuno.
Sejak pukul 07.00 ratusan personel dari Polrestabes Surabaya dan Polsek Wonocolo berkerumun di dekat rumahnya. Puluhan kuli angkut dan sebelas truk tampak berbaris tidak jauh dari rumah di Jalan Sidosermo Indah X No 15 tersebut.
BACA JUGA: Sulit Buat Tanggul Lumpur Lapindo karena Blokade Warga
Sekitar pukul 08.00 petugas juru sita membacakan penetapan pengadilan yang berisi perintah eksekusi pengosongan rumah seluas 300 meter persegi itu. Petugas kuli angkut kemudian mengeluarkan berbagai mebel dan menaikkan ke atas truk.
Irsan yang datang terlambat tergopoh-gopoh ketika melihat sebagian barangnya sudah diangkut ke luar rumah. ”Berhenti dulu. Ini biar saya saja yang membereskan. Ini harganya mahal. Kalau pecah bagaimana,” katanya sembari menunjuk rak berisi aneka guci di ruang tamu.
BACA JUGA: Lumpur Lapindo Meluber BPBD Siapkan Penampungan Warga
Menurut dia, harga guci itu tidak terkira. Dia menolak menyebutkan harga pastinya. ”Yang jelas mahal lah,” ucapnya.
Pejabat yang masih mengenakan baju pemkot itu menurunkan sendiri guci dari rak dan memasukkan ke mobil.
BACA JUGA: Hemat Waktu, CJH Asal Raas Naik Perahu
Irsan juga melarang kuli angkut masuk ke ruangan yang dijadikan tempat untuk memajang koleksi mainannya. Mainan yang jumlahnya ratusan itu tertata rapi di dua kamar tidur dan sebuah ruang bekas garasi.
Menurut dia, sejak dulu dirinya dan anak-anaknya menyukai mainan. Karena jumlahnya sangat banyak, aneka mainan itu ditata sedemikian rupa layaknya kolektor. Di kamar anak laki-lakinya, ada mainan mobil-mobilan berbagai ukuran dan bentuk yang ditata di lemari kaca.
Di kamar anak perempuannya ada lebih banyak mainan boneka mini yang ditata di atas rak dan hampir memenuhi seluruh dinding kamar tidur. Belum lagi koleksi mainan yang ditata mirip ruangan museum di bekas garasi. ”Saya tidak tahu kalau dieksekusi hari ini (kemarin, Red),” ucapnya.
Informasi dari pengacaranya, mediasi untuk memolorkan waktu pengosongan rumah berhasil. Karena itulah, dia akan memboyong barang-barangnya secara bertahap. Tapi, tiba-tiba rombongan juru sita lengkap dengan alat angkutnya datang kemarin.
Djoko Soebagyo, juru sita Pengadilan Negeri Surabaya, mengatakan bahwa pengadilan sudah memberitahukan rencana pengosongan. Awalnya tereksekusi sudah dipanggil untuk diperingatkan. Termasuk permintaan untuk mengosongkan secara sukarela. Karena tidak diindahkan, pengadilan akhirnya mengosongkan secara paksa.
Menurut dia, rumah itu dieksekusi karena sudah dijadikan agunan di bank. Karena kredit tidak terbayar, rumah tersebut dilelang. Sampai sekarang pemenang lelang tidak bisa menempati rumah tersebut. (eko/mas/ib)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meluber, Lumpur Lapindo Masuk 20 Rumah
Redaktur : Tim Redaksi