Simak 3 Tips Penting dari Guru Besar Paru UI Saat Menjalani Isolasi Mandiri

Minggu, 04 Juli 2021 – 22:10 WIB
Kawasan Jalan Gatot Subroto VI L, Dusun Terunasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar ditutup mulai Kamis 1 Juli 2021 pukul 07.00 Wita hingga 5 Juli 2021, karena ada puluhan warga yang menjalani Isolasi Mandiri setelah terpapar COVID-19. ((Antara News Bali/Nyoman Hendra/2021))

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan tiga tips penting bagi para pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Pertama, kebutuhan sehari-hari menurut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 itu, penting terpenuhi.

BACA JUGA: Begini Manfaat Kunyit dan Sambiloto untuk Pasien COVID-19

Yakni, makan dan minum, istirahat cukup, ruang isolasi yang layak dengan ventilasi baik, pakaian dan tempat tidur yang memadai.

Kemudian, terjaminnya keamanan seperti tidak ada risiko arus pendek listrik di kamar atau tergelincir di kamar mandi karena tidak dibersihkan rutin.

BACA JUGA: Wapres Ingatkan Pentingnya Hal ini untuk Menghadapi Covid-19

Hal berikutnya, dukungan moral dan sikap positif dari anggota keluarga, kerabat hingga tetangga.

Pasien juga sebaiknya menginformasikan pada pihak RT/RW sedang melakukan isolasi mandiri, agar bisa mendapatkan bantuan jika memerlukannya.

BACA JUGA: Keren juga Inovasi Sijada yang Dikembangkan KPU Bantul ini, Simak Kelebihannya

Pada kasus isolasi mandiri yang melibatkan satu keluarga, dukungan mulai dari moral hingga penyediaan pangan dan obat-obat dari RT/RW sangat diperlukan.

Kedua, aspek kesehatan yang meliputi empat hal yakni obat-obatan baik untuk COVID-19 maupun untuk penyakit penyerta yang mungkin ada dan sudah rutin dikonsumsi.

Sebaiknya pantau kondisi kesehatan mulai dari gejala seperti demam, batuk, sesak napas, sakit kepala, nyeri tubuh dan sebagainya, amati bila terjadi kondisi memburuk dari gejala itu.

"Misalnya, batuk sedikit lantas menjadi batuk berdahak kuning, dan lainnya," tutur Tjandra.

Pasien bisa membuat catatan gejala, seperti yang pernah direkomendasikan dokter sekaligus penyintas COVID-19 Twindy Rarasati.

Selain itu, gunakan alat seperti termometer, oximeter untuk mengetahui situasi oksigen di tubuh, alat tensimeter untuk mengukur tekanan darah.

Tjandra menyarankan pemantauan dilakukan dua atau tiga kali sehari.

Pasien sebaiknya berkomunikasi dengan petugas kesehatan misalnya untuk keperluan konsultasi penyakitnya.

"Yang ideal tentu dengan dokter yang biasa merawat, atau dengan klinik atau puskesmas terdekat, atau setidaknya dengan kenalan atau kerabat yang kebetulan berprofesi kesehatan."

"Tentu sejak awal puskesmas setempat perlu dilapori bahwa (pasien) akan melakukan isoman," tutur Tjandra.

Pasien juga perlu tetap melakukan pola hidup sehat termasuk berolahraga, menjaga kebersihan dan mengelola kemungkinan stres dengan baik.

Aspek ketiga yang perlu diperhatikan, yakni pencegahan penularan dengan orang lain di dalam rumah.

Pada kasus COVID-19 yang hanya dialami satu ada sebagian anggota keluarga, perlu ada pemisahan kamar tidur antara pasien dan anggota keluarga yang bukan pasien COVID-19.

Kemudian, pemisahan alat makan, alat mandi dan alat pribadi lain.

Terakhir, pakailah masker secara adekuat bila pasien terpaksa melakukan kontak dengan anggota keluarga lain, serta rajin mencuci tangan.(Antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler