Rupanya Begini Pergaulan Para Bandit di Masa Lalu

Jumat, 26 Agustus 2016 – 23:21 WIB
Jas Mat Depok. Foto: Dok.JPNN.com.

jpnn.com - MAT DEPOK berkawan dekat dengan jawara-jawara yang berkecimpung di kancah revolusi kemerdekaan Indonesia. Termasuk Bang Pi'i, raja copet Pasar Senen yang pernah diangkat Bung Karno jadi Menteri Keamanan Rakyat. 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Jurus Golok Terbang ala Mat Depok

Layaknya jawara pada umumnya, Paderan alias Mat Depok suka senang-senang. Hobinya bajidoran alias ngibing. Setiap ada pertunjukan dia selalu naik panggung. Ngibing sambil megang botol minuman keras. 

Kalau dia sudah naik panggung, meski tidak nyawer, tak ada orang yang berani menyuruh turun. Malah penonton lain memberinya uang untuk nyawer.

BACA JUGA: Mat Depok, Nyai Belanda dan Jaringan Jawara Jakarta

Saking candunya, bila sakit, Mat Depok akan langsung sembuh bila ada yang nanggap jaipongan. 

"Tanjidor, lenong, gambang kromong, cokek, semua dia bisa ngibingnya. Dan pas," ungkap Misar Deran (lahir 1930), anak Mat Depok, kepada JPNN, di kediamannya, Tanah Baru, Depok, tempo hari.

BACA JUGA: Antara Mat Depok dan Belanda Depok

Setelan Jawara

Mat Depok punya rambut ikal. Kulitnya kuning. Kuping caplang dan berparas rupawan. 

Dia suka pakai topi capyo alias laken--sejenis topi koboi. Jas hitam, celana pangsi. Ikat pinggang kulit warna coklat besar yang ada dompetnya. Khas setelan jawara tempo doeloe. Golok selalu ada di pinggang.

Delapan jari tangannya kecuali jempol, penuh cincin berbatu besar. Sebelum bicara,  biasanya dia mendehem. Hanya mendehem orang sudah ketakutan. Ehmnya menggelegar. 

Terkenal jago minum. Berkrat-krat tidak akan mabok. Karena pandai bergaul dan membawa diri, orang-orang senang membelikannya minuman. Pun demikian adakalanya dia minta jatah sama orang. 

Meski sering minum, badannya tidak gendut. Mat Depok punya postur semampai. Dan paling suka rokok Minak Djinggo.

Sebagai mantan pimpinan laskar rakyat, dia penyayang kepada rakyat. Tapi, kalau sudah marah, meski pejabat dia tak peduli. Suatu hari dia marah kepada Pak Camat. Dihardiknya, "camat kutu kupret…!”

Hingga kini, orang-orang tua yang semasa muda tinggal di Depok umumnya tahu sumpah serapah khas Mat Depok. "Busyeeettt…dasar bangsat kutu kupret!", "Uler receng centong kaleng!", "Gue kepret lo…!"

Kawan Pak Menteri

Usai perang kemerdekaan Indonesia, Mat Depok tak seperti kebanyakan kawannya yang jadi pejabat, politisi pun pengusaha.  Dia memilih kembali ke masyarakat. Membangun dan menjaga kampung halaman di Tanah Baru, Depok. 

Dengan caranya, dia berhasil mengerahkan pemuda membangun jalan yang kini jadi jalan raya di Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat. Banyak lagi jasa Mat Depok bila disebut satu persatu. 

Semasa Mat Depok, tak ada bandit yang berani macam-macam bikin ulah di wilayah itu.

Nah, suatu hari Mat Depok dipanggil oleh Imam Syafe’i. Sape’I atau Bang Pi’ie--begitu orang menyapanya—saat itu baru saja diangkat Presiden Soekarno jadi Menteri Negara Keamanan Rakyat. 

“Ayah saya dipanggil Bang Pi’ie ke Senen. Bapak diajak berunding untuk mendirikan KMKB, terus OKD. Itu semacam organisasi yang tugasnya menjaga keamanan,” tutur Misar, anak Mat Depok.

Bang Pi”ie ini termasuk pentolan paling berkuasa di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Zaman kolonial dia pemimpin Genk Sebenggol--grup copet Jakarta. 

Zaman perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sama dengan Mat Depok, dia tampil menjadi pimpinan laskar rakyat. Karena pernah jadi raja copet, ketika menjabat menteri, dia dijuluki Menteri Copet. 

Mat Depok dan Bang Pi’ie sekondan lama. Mereka pernah sama-sama bertempur di front Karawang-Bekasi. (wow/jpnn)

Berita terkait:

Jurus Golok Terbang ala Mat Depok

Mat Depok, Nyai Belanda dan Jaringan Jawara Jakarta

Antara Mat Depok dan Belanda Depok

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Danau Toba, Delegasi Pemerintah Pusat Disambut Kepala Bandit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler