jpnn.com, JAKARTA - Kuasa hukum Bowo Sidik Pangarso, Saut Edward Rajagukguk mengungkap makna di balik 'cap jempol' dari amplop serangan fajar yang disita KPK.
Bowo yang merupakan anggota DPR RI Fraksi Golkar nonaktif terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap distribusi pupuk.
BACA JUGA: Nusron Wahid Terseret Amplop Kode Cap Jempol, Begini Respons Golkar
Saat penangkapan, petugas menyita 400 ribu amplop yang belakangan diketahui untuk serangan fajar atau politik uang.
Terkait 'cap jempol' di amplop yang disita oleh KPK, Saut menyatakan itu hanya sebuah simbol sebagai tanda bahwa serangan fajar sampai sesuai dengan tempat yang dituju.
BACA JUGA: Anggota DPRD Babel Ditemukan Meninggal di Hotel, Ini Kata Kapolsek Matraman
BACA JUGA: Nusron Wahid Terseret Amplop Kode 'Cap Jempol', Begini Respons Golkar
“Sebagai tanda saja (cap jempol). Saya minta supaya bowo kooperatif,” tutur Saut.
BACA JUGA: Amplop Kode Cap Jempol, Bowo Sidik Seret Nusron Wahid
Bowo Sidik mulai ‘bernyanyi’ dan menyebut otak di balik penyiapan amplop tersebut.
Bowo membeberkan bahwa Nusron Wahid yang memintanya menyiapkan 400 ribu amlop putih yang berisikan uang. Dugaan KPK amplop berisikan uang itu akan digunakan Bowo sebagai amunisi serangan fajar agar bisa maju kembali sebagai anggota legislatif.
BACA JUGA: Amplop Kode 'Cap Jempol', Bowo Sidik Seret Nusron Wahid
“Saya diminta oleh partai untuk menyiapkan 400 ribu (amplop). Nusron Wahid meminta saya untuk menyiapkannya,” ucap Bowo saat hendak meninggalkan gedung KPK, Selasa (9/4/2019). (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Kader Diciduk KPK, Golkar Sulit Tembus 3 Besar
Redaktur : Tim Redaksi