Rupiah Jeblok, Menko: Yang Penting Ekonomi Baik

Rabu, 04 Maret 2015 – 21:47 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat ditanggapi dingin Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Menurut Sofyan, pemerintah tetap optimistis rupiah akan menguat.

Karena itu, pihaknya tak mau mematok target nilai tukar rupiah. Padahal, rupiah sempat menyentuh angka Rp 13 ribu terhadap dollar AS. Namun, pemerintah tak cemas karena Indonesia dianggap memiliki fundamental ekonomi yang bagus.

BACA JUGA: Pemerintah Dinilai Telat Berlakukan PPN Pengguna Tol

"Kenapa harus pakai target. Enggak perlu, yang penting ekonomi kita baik," ujar Sofyan di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (4/3).

Sofyan menambahkan, rupiah bukan satu-satunya mata uang yang bertekuk lutut di hadapan dollar AS. Dia mengatakan, banyak mata uang negara lain yang hancur lebur jika disandingkan dengan dollar AS.

BACA JUGA: DPR Anggap Kisruh Politik DKI Ikut Lemahkan Rupiah

Menurut Sofyan, tidak semua kalangan dirugikan dengan melemahnya nilai rupiah tersebut. Alih-alih rugi, banyak pihak justru mengeruk keuntungan dengan kondisi ini. Di antaranya eksportir, petani-petani penghasil produk ekspor seperti kakao dan sawit.

"Kalau untuk yang impor barang baku ke  pasar dalam negeri itu jadi masalah karena harganya terpaksa mereka sesuaikan," tambah Sofyan.

BACA JUGA: Wow.. PLN Raup Pendapatan Rp 292,7 T Selama 2014

Pemerintah Indonesia, sambung Sofyan, tidak memiliki batas toleransi nilai rupiah karena menganut sistem rezim devisa bebas. Di mana rupiah dipengaruhi faktor supply dan demand.

"Yang penting fundamental ekonomi kita perbaiki. Kita enggak bisa intervensi di sana. Kalau kita intervensi enggak ada manfaatnya. Maka BI kan enggak intervensi. Kalau misalnya kita lakukan intervensi, kemudian habis devisa tapi rupiah tidak bisa menguat. Oleh karena itu yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki ekonomi kita," lanjut Sofyan.

Sofyan memastikan, masalah rupiah tidak akan berpengaruh pada tarif listrik dan BBM. Pasalnya, pemerintah sudah membebaskan harga BBM pada harga keekonomian.

"Kalau harga keekonomian naik disesuaikan. Tapi kan sedikit 100 rupiah. Itu akan terjadi secara natural. Listrik ini memang dilihat lagi timingnya.

Saya pikir enggak lah kalau naik gara-gara rupiah. Kan PLN melihat juga dalam 1-2 bulan," tegas Sofyan. (flo/jpnn).

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPN 10 Persen untuk Pengguna Tol Diterapkan Mulai 1 April


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler