Rupiah Melemah, Wisman Kian Senang ke Indonesia

Kamis, 02 Agustus 2018 – 12:47 WIB
Ilustrasi turis. Foto: Radar Bali/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerik Serikat ternyata memberi dampak positif bagi industri pariwisata.

Minat wisatawan mancanegara (wisman) berlibur ke Indonesia semakin tinggi.

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Pengembang Properti Getol Garap Proyek Baru

Sebab, biaya rekreasi di Indonesia bisa lebih murah jika mata uang yang lebih kuat seperti dolar AS (USD) ditukar ke rupiah.

Ekonom Indef Bhima Yudistira menyatakan, hal itu sudah terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS).

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Kunjungan ke Mal Malah Meningkat

Kunjungan wisman naik tinggi pada Juni lalu, yakni 15,21 persen secara year-on- year (yoy).

Ada 1,32 juta wisman yang masuk ke Indonesia atau lebih banyak daripada Juni 2017 yang mencapai 1,14 juta kunjungan.

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Harga Innova dan Avanza Bakal Naik

Jika dilihat secara month-to-month (mtm), jumlah kunjungan wisman ke Indonesia tumbuh 6,07 persen.

Sepanjang semester pertama 2018, ada 7,53 kunjungan wisman ke Indonesia atau naik 13,08 persen jika dibandingkan dengan semester I tahun lalu.

’’Ada dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap minat turis untuk datang ke Indonesia. Rupiah yang murah membuat turis jadi meningkatkan spending-nya,’’ kata Bhima, Rabu (1/8).

Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Juni lalu 52,04 persen atau naik 1,02 poin jika dibandingkan dengan TPK Juni 2017.

Rata-rata lama menginap tamu asing di Indonesia 1,85 hari, menurun jika dibandingkan dengan posisi Juni 2017.

Bhima menyatakan, TPK dan durasi menginap tamu asing di Indonesia berpotensi naik ke depan.

’’Sebab, rupiah yang saat ini sudah Rp 14.400 per USD bisa menarik turis asing untuk lebih lama menginap. Harga hotel jadi lebih murah,’’ tutur Bhima.

Hal tersebut akan berdampak baik bagi devisa Indonesia yang diterima dari sektor pariwisata.

Terlebih, Indonesia akan kedatangan ribuan tamu asing dari event Asian Games pada Agustus–September, dilanjutkan dengan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank pada Oktober mendatang.

Bhima memperkirakan, dari tamu Asian Games saja, akan ada potensi devisa masuk Rp 1,5 triliun. Itu belum termasuk devisa dari event IMF-World Bank.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, kondisi pariwisata Indonesia saat ini tumbuh membaik.

’’Selain karena Juni itu ada Lebaran, memang wisman tertarik dengan tempat wisata kita. Promosi dari pemerintah juga terus dilakukan untuk menarik wisman,’’ ungkap Suhariyanto. (rin/c22/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia – Kaltim Jajaki Kolaborasi Industri Pariwisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler