jpnn.com, JAKARTA - Ahli hubungan internasional dari LIPI Dr Adriana Elisabeth mengatakan Indonesia diyakini bisa memanfaatkan posisi Presidensi G20 untuk memfasilitasi upaya mengakhiri perang Rusia dan Ukraina.
Menurut dia, Indonesia sebagai emerging power dapat berperan sebagai fasilitator dalam perang Rusia-Ukraina ini, meski terbatas.
BACA JUGA: Indonesia Harus Membangun Konsensus di Forum G20
"Indonesia, kan, negara yang disegani dan dianggap sebagai pemimpin atau big brother di Asia Tenggara," papar Andriana, Minggu (30/5).
Dia mengatakan minimal Indonesia berpeluang mengingatkan Rusia dan Ukraina agar kembali pada langkah-langkah diplomasi untuk mengakhiri peperangan.
BACA JUGA: Komjen Boy Pastikan BNPT Bekerja Maksimal Untuk Sukseskan G20
Harapan akan peran Indonesia ini mengemuka setelah Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky berbicara dalam forum yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) yang dipandu mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan Dubes RI untuk AS Dr. Dino Patti Djalal.
"Saya berharap G20 akan menemukan solusi dalam perang ini. Saya sangat berterima kasih pada Presiden Indonesia atas undangan menghadiri KTT G20. Kami menerima undangan ini dengan hormat dan gembira," kata Presiden Zelensky dalam kesempatan itu.
BACA JUGA: Sambut G20, Kementerian PUPR Bangun Terminal VVIP di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
Meski demikian, Zelensky menyampaikan bahwa dirinya akan hadir secara virtual karena tidak mungkin meninggalkan negerinya yang sedang berperang.
Di sisi lain, dalam komunikasi langsung dengan Presiden Jokowi, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan akan hadir dalam KTT G20 di Bali.
Di tengah prospek tersebut, Dr Andriana mengingatkan bahwa Indonesia tetap bisa memperjuangkan kepentingan nasionalnya sambil mengingatkan para negara anggota G20 untuk terus menjunjung norma-norma bersama dalam hubungan antarbangsa dan antarnegara. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi