jpnn.com, KIEV - Pasukan Rusia memborbardir permukiman penduduk di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv sehingga menewaskan sejumlah warga.
Mengutip Reuters pada Selasa (1/3), serangan itu terjadi saat perwakilan Rusia dan Ukraina bertemu di perbatasan Belarusia untuk membahas gencatan senjata.
BACA JUGA: Ekonomi Rusia Hancur, Menkeu Ukraina: Semua Warga Dapat Gaji dan Tunjangan
Namun, diskusi itu tidak menghasilkan solusi untuk kedua belah pihak.
Meskipun Rusia mendapatkan sanksi ekonomi yang berat dari beberapa pihak internasional, Presiden Vladimir Putin tidak menunjukkan tanda-tanda bakal menyetop invasi di Ukraina.
BACA JUGA: Ribuan Rumah Terendam Banjir, Bobby Nasution Sentil BWS Sumatera
Invasi itu merupakan serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dengan Kharkiv yang menjadi salah satu medan pertempurannya.
Komandan Pasukan Ukraina di Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan tentara Rusia menggempur pemukiman penduduk meskipun tidak ada tentara Ukraina maupun infrastruktur strategis di wilayah itu.
BACA JUGA: Singapura Negara Kecil, tetapi Sanksinya Bakal Bikin Rusia Menderita
Serangan yang terjadi pada Senin (28/2) itu, lanjut Synegubov, mengakibatkan sedikitnya 11 warga sipil tewas.
"Ini terjadi pada siang hari ketika orang-orang membeli bahan makanan dan air minum. Itu kejahatan," ujar Synegubov, dikutip dari Reuters, Selasa (1/3).
Sebelumnya, Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Herashchenko mengatakan serangan roket Rusia di Kharkiv pada Senin (28/2) telah menewaskan puluhan orang.
Belum ada data pasti untuk mengonfirmasi jumlah korban jiwa dalam serangan tersebut.
Di sisi lain, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengatakan serangan Rusia tidak akan menimbulkan ancaman bagi warga sipil. (mcr9/fat/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dea Hardianingsih