JAKARTA --Tampaknya, kubu pasangan Jusuf Kalla-Wiranto mulai jengah dengan sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dinilai berpihak ke pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-BoedionoSelain masalah spanduk sosialisasi pilpres yang tanda contrengnya di kotak nomor urut 2, dalam debat capres putaran kedua Kamis (25/6) malam, kubu SBY-Boediono juga diperlakukan istimewa oleh pihak penyelenggara, yakni KPU
BACA JUGA: Mega-Pro Pesimis Implementasi UU Pelayanan Publik
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional JK-Win, Indra J Piliang bercerita, dalam acara debat tersebut, kubu JK-Win hanya diberi jatah 30 kursi."Sementara, kubu mereka (SBY-Boediono, red) mendapat jatah lebih dari 100 kursi dan kursi VIP ditempati mereka
BACA JUGA: KPU Dituding Arahkan Pemilih Contreng SBY
Yang perlu diingat, dampak pilpres secara emosional ke massa pendukung lebih kuat dibanding pemilu legislatifBACA JUGA: JK-Win Janji Pangkas Kementrian
Jangan terjadi Iran kedua terjadi di sini," kata Indra Piliang di gedung DPR, Jumat (26/6)Menurutnya, kesalahan-kesalahan KPU ini sudah sitematis yang diarahkan untuk memenankan kubu incumbentDisebutkan, masalah daftar pemilih tetap (DPT) pileg sebenarnya belum tuntasHanya karena para elit sibuk dengan agenda pilpres, persoalan itu menjadi redaTapi, kata Indra, redanya persoalan DPT pileg akan menucuat lagi bila ternyata KPU terus-terusan melalukan tindakan diskriminatifTanda-tanda DPT pilpres bakal mirip DPT pileg sudah ada tanda-tandanya karena sudah ada kasus yang ditemukan di Jawa Timur"Pemangkasan jumlah TPS juga bagian dari upaya sistematis," ucapnya.
Masalah spanduk sosialisasi pilpres buatan KPU yang sudah dipasang di Lampung, kata Indra, juga bisa memicu kemarahan massa pendukunga capres-cawapres yang merasa dirugikanMelihat sikap KPU yang cenderung tidak netral itu, kata Indra, timses JK-Win akan terus pasang mata mengawasi setiap gerak-gerik KPU. (sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalah Polling SMS, Kubu Mega-Pro Protes
Redaktur : Tim Redaksi