KAIRO - Jatuhnya rezim Hosni Mubarak ternyata justru membuat Mesir rentan terjatuh dalam konflik sektarianSedikitnya 24 orang tewas dan sekitar 300 lainnya terluka dalam kerusuhan teranyar di Negeri Piramid Mesir tersebut Minggu malam (9/10)
BACA JUGA: Pasukan NTC Duduki Kota Asal Kadhafi
Itu adalah konflik sektarian terburuk di Mesir delapan bulan setelah berakhirnya revolusi sipil yang sukses menggulingkan Mubarak dari kursi presiden pada 11 Februari lalu.Bara kerusuhan tak juga kunjung cepat mereda
BACA JUGA: Arus Balik Liburan, Kecelakaan Renggut 56 Jiwa di Tiongkok
Kali ini, bentrok pecah di halaman rumah sakitBACA JUGA: Taliban Gempur Pos Tentara AS, NATO Balas Serang
Tanpa sebab pasti, warga Kristen yang menjenguk kerabat atau rekan mereka di rumah sakit tersebut terlibat bentrok dengan aparat keamananDi halaman rumah sakit yang terletak di Kota Kairo itu, warga Kristen dan aparat Mesir saling lempar batuTidak ada korban jiwa dalam bentrok susulan tersebutTetapi, pemerintahan transisi Perdana Menteri (PM) Essam Sharaf menyayangkan terjadinya kerusuhan lanjutanDia berharap rakyat dan aparat keamanan bisa saling menahan diri serta tidak mudah terprovokasi.
"Peristiwa-peristiwa semacam inilah yang membuat kita kembali mundur ke belakang," ujar Sharaf dalam pidato yang disiarkan secara nasional oleh stasiun-stasiun televisi Mesir kemarinPolitikus 58 tahun itu menyebut konflik sektarian yang berawal Minggu malam lalu itu sebagai insiden paling buruk di Mesir pasca lengsernya Mubarak
Dalam kesempatan itu, Sharaf menyalahkan kekuatan asing yang mengacaukan masa transisi di MesirTermasuk, dalam rusuh sektarian yang merenggut 24 nyawa tersebut"(Kerusuhan) ini adalah bagian dari konspirasi kotor pihak asing," tudingnyaPada era Mubarak, tudingan semacam itu biasa disampaikan petinggi militer guna menyelamatkan pamor mereka di hadapan rakyat.
"Bukannya melangkah ke depan mewujudkan negara modern berdasar prinsip-prinsip demokrasi, kita malah kembali ke masa lalu, berkutat dengan stabilitas pertahanan dan keamanan negara," sesal Sharaf dalam pidatonya.
Kemarin, pemerintah Mesir langsung menginstruksikan penyelidikan mendalam terhadap aksi sektarian tersebutSejauh ini, aparat sudah berhasil mengamankan sekitar 40 tersangka.
Terkait kerusuhan sektarian tersebut, parlemen Mesir juga langsung menggelar rapat daruratPemerintah juga mulai memberlakukan jam malam untuk mengantisipasi dan meminimalkan kemungkinan bentrok susulanImam Besar Masjid Al-Azhar Sheikh Ahmed Mohamed el-Tayeb pun mengajak para pemuka Islam dan Kristen di Mesir untuk mengadakan dialog damaiDia berharap dialog para pemuka agama itu bisa meredam ketegangan masyarakat.
Kerusuhan pada Minggu malam pecah di perempatan paling strategis di ibu kotaItu bermula dari unjuk rasa warga Kristen Koptik yang memprotes serangan terhadap salah satu gereja baru-baru iniSekitar 1.000 warga Kristen berunjuk rasa dengan cara menduduki halaman kantor televisi pemerintah yang terletak di pinggir Sungai Nil
Semula, unjuk rasa berjalan damaiTetapi, aparat lantas datang untuk membubarkan aksi protes tersebutMenurut pengunjuk rasa, mereka dibubarkan secara paksa dengan pentunganBentrok antara dua kubu pun tak bisa dihindariKonflik kian memburuk setelah sekelompok orang anggota komunitas ultrakonservatif Salafi ikut terlibatAkibatnya, 24 orang tewas, termasuk sedikitnya tiga tentara
Masa transisi politik membuat komunitas Kristen yang berjumlah 10 persen dari total populasi Mesir frustrasiPasalnya, pemerintahan sementara dinilai terlalu lamban menanggapi isu-isu sektarian yang sejak lama mendera Mesir
Apalagi, kaum ultrakonservatif Salafi tidak berhenti menakut-nakuti mereka dengan ancamanBeberapa pekan lalu, dua gereja di selatan Mesir diprotes karena dianggap tidak memiliki izin konstruksi(AP/AFP/BBC/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karzai Akui Gagal Lindungi Rakyatnya
Redaktur : Tim Redaksi