jpnn.com - DENPASAR – Untuk kali kesekian bentrok yang melibatkan organisasi massa (ormas) besar pecah di Denpasar. Mirisnya, gesekan yang terjadi pukul 15.00 Wita kemarin (17/12) terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan. Tepatnya antara blok H (diisi napi ormas B) dengan blok C1 (di isi napi ormas A).
Perkembangan terakhir, empat orang anggota ormas B tewas, dan belasan lainnya mengalami luka-luka. Dua tewas di Lapas Kerobokan, dua lagi di Jalan Teuku Umar, Denpasar.
BACA JUGA: Rusuh Lapas Kerobokan, Petugas: Saya Tidak Kuat Melihat Bentrok Itu
Menurut sumber internal Lapas Kerobokan kemarin, pecahnya kerusuhan antar anggota ormas besar di Denpasar bermula ketika Rabu (16/12) lalu pukul 11.00 Wita, jaksa dari Kejari Denpasar memindahkan penahanan tersangka pembunuh Bos Royal Palace Nyoman Budi dari Polresta Denpasar ke Lapas Kerobokan.
Ketiga tersangka yang tergabung di kelompok ormas A itu antara lain Tri Yulianto, Made Budiarta, dan Wayan Selamat. Saat itu, datang teman-teman tersangka ke Lapas Kerobokan.
BACA JUGA: Berkas Politikus Golkar Kalteng Bolak-balik di Penegak Hukum
Kemarin (17/12), ratusan anggota ormas A kembali datang ke Lapas Kerobokan.
“Mereka yang datang sebagian besar saya lihat duduk-duduk di depan lapas. Kabarnya mereka datang mengantar tiga orang rekan mereka yang terlibat kasus penusukan beberapa waktu lalu,” ucap sumber Harian Bali Express (Grup JPNN.com).
BACA JUGA: Rusuh Lapas Kerobokan Karena Ada Informasi yang Bocor
“Nah, sekitar pukul 15.00 lewat ada satu orang yang datang membesuk. Entah apa yang terjadi tiba-tiba bentrokan terjadi,” katanya.
Diakui sumber, saat bentrok terjadi beberapa pegawai lapas langsung berhamburan lari keluar untuk menyelamatkan diri. Pasalnya, dua kelompok yang bentrok saling lempar.
“Batu-batu besar dilempar. Batu itu didapat dari pembangunan gereja di dalam lapas. Yang datang cuma jenguk. Bentrok terjadi di dalam (areal lapas). Kejadian di depan aula, 3 kritis satu masih bisa ngomong,” imbuhnya.
Sementara menurut saksi Selamat, sekitar pukul 15.00, dirinya melihat salah satu penghuni blok yang dia tempati berkelahi dan ribut di halaman lapas kurang lebih berjumlah 15 orang. Mereka terlibat saling pukul dan melihat ada korban sudah bersimbah darah akibat ditusuk dengan pecahan kaca.
Selamat lantas mencoba melerai dan membawa kembali teman satu bloknya ke blok Cempaka 1. Tapi, sumber lain menyebut, pelaku Purnawan dan Beji datang dari ruangan besuk. Kemudian si Beji duluan masuk ke Blok Cempaka 1, sedangkan pelaku Purnawan berjalan dan disenggol oleh salah seorang korban dari blok H. Puncaknya terjadi perkelahian. Akibat merasa tersudut, pelaku Purnawan mengambil pecahan kaca dan menusuk korban. Temen- temen pelaku yang melihat kejadian tersebut ikut menusuk korban secara bergiliran.
Selesai menusuk, pelaku kemudian masuk ke Blok Cempaka 1. Akibat insiden tersebut, Putu Sumariana alias Robot meninggal dunia. Korban mengalami luka parah di bagian perut kanan. Satu korban lagi adalah Putu Sumarjaya alias Dogler yang mengalami luka parah di bagian ketiak kiri dan kanan. Beberapa orang mengalami luka parah. Insiden yang diketahui sipir dan Kalapas segera direspons dengan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Badung dan Polresta Denpasar. Kurang lebih pukul 17.00, pasukan Dalmas dari Polda Bali dan Polresta Denpasar tiba di Lapas Kerobokan dan menutup akses jalan.
Para korban langsung dievakuasi ke RS Sanglah. Beberapa pelaku langsung diamankan. Total ada 10 orang napi yang diamankan. Kapolresta Denpasar Kombes AA Sudana ditemui langsung di Lapas Kerobokan menerangkan bahwa dirinya pertama kali mengetahui terjadinya bentrok dari telepon.
“Masih sidik. Belum ada laporan. Saya terima telepon ada laporan. Intinya yang di dalam lapas sudah kondusif. Keamanan dulu yang diutamakan. Nanti bicara dengan Kalapas apa yang sebenarnya terjadi,” ucapnya.
Namun, tampaknya, upaya kepolisian gagal. Pasalnya, tak lama kemudian 100-an massa dari ormas A datang ke Lapas Kerobokan. Sempat terjadi ketegangan antara anggota ormas dengan anggota kepolisian. Beruntung, polisi berhasil mengimbau mereka untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Tapi, keributan justru terjadi pasca anggota ormas A meninggalkan Lapas Kerobokan. Dalam perjalanan pulang itulah, rombongan ormas A mendapati rombongan ormas B. Bentrok susulan pun tak terhindarkan.
Lokasi penyerangan terjadi tepat di depan Rumah Makan Simpang Ampek, Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar. Akibat penyerangan itu, dua pemuda tewas bersimbah darah. Hingga tadi malam, belum diketahui identitas dua anggota ormas B yang tewas tersebut. Akibat penyerangan membabi buta itu, sejumlah orang mengalami luka ringan hingga berat. Kapolresta Denpasar sendiri terus berupaya mendekati pimpinan kelompok kedua ormas dan melakukan sweeping di markas kedua ormas di Kota Denpasar.
Sembari melakukan sweeping, jajaran Polresta Denpasar kemarin melaksanakan olah TKP. Barang bukti dibawa ke polresta guna penyelidikan lebih lanjut. Kapolresta Denpasar juga melaksanakan sidak ke kantong kantong kedua ormas yang ada di wilayah Denpasar untuk menyita senjata tajam. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi serangan balasan.(bas/mus/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MENCEKAM! 2 Kelompok Bentrok di Lapas Kerobokan, 1 Tewas
Redaktur : Tim Redaksi