jpnn.com, JAKARTA - Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Fasilitas Pemilikan Rumah Sejahtera, Dzikran Kurniawan mengklaim keberadaan tempat pemakaman umum di sebelah Rusun Klapa Village tidak berpengaruh terhadap minat warga mendaftar program DP Nol Rupiah. Menurut anak buah Gubernur Anies itu, kuburan-kuburan tersebut tidak menyeramkan sama sekali.
"Rumah saya juga dekat kuburan. Itu masalah progresif. Lagi pula kuburannya juga bagus-bagus," kata Dzikran, Kamis (12/12).
Pernyataan itu menjawab komentar seorang peminat Rumah DP 0 Rupiah bernama Imih (47) yang sempat urung memproses pendaftaran hunian di Klapa Village. Dia mengaku kurang nyaman tinggal dekat kuburan.
"Saya emang penakut orangnya. Pas kemarin lihat, ternyata dekat banget kuburan ya. Makanya nahan dulu," kata warga RT05 RW01 Cilangkap itu.
Klapa Village yang diresmikan operasionalnya sejak Sabtu (31/8/2019) itu bersebalahan dengan TPU Pondok Kelapa yang kini menampung 30 ribu jasad pada area lahan seluas 32 hektare.
Tower Samawa Klapa Village di Jalan H Naman, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, sebagian menghadap langsung ke area pemakaman.
Saat Antara menyambangi salah satu unit percontohan di lantai dua Menara Samawa Nuansa Klapa Village, Kamis (5/12), suasana tipe studio berukuran 24 meter persegi tampak nyaman dan bersih.
Namun saat tirai jendela berukuran 1x1 meter persegi dibuka, pengunjung akan dihadapi pemandangan lahan perkuburan yang menghampar luas di TPU Pondok Kelapa.
"Memang apa yang salah dengan tempat tinggal yang dekat sama kuburan. Kalau saya lihat, tidak ada pengaruhnya (peminat)," kata Dzikran.
Dari total 780 unit hunian yang ada di rusun kebanggaan Gubernur Anies Baswedan itu, baru 85 yang saat ini telah terisi. "Sementara yang daftar lewat formulir sebanyak 1.458 pemohon. Sebanyak 225 di antaranya sudah disetujui KPR-nya tinggal tunggu akad," katanya.
Dzikarn mengungkap sejumlah kendala terkait belum terisinya hunian di Klapa Village, di antaranya pertimbangan perbankan terhadap jaminan keberlangsungan cicilan pemohon.
BACA JUGA: Setelah Persulit GrabWheels, Anak Buah Anies Sekarang Sikat Odong-Odong
"Ada yang gagal karena tabungannya kurang. Mereka ada yang masih terlibat pinjaman dengan perbankan lain, misalnya jenis fintach dan lainnya sehingga tabungannya kurang," katanya.
Selain itu ada pula pemohon yang sudah akad namun belum mengisi hunian karena mempertimbangkan faktor jarak sekolah anak dengan hunian Klapa Village. "Anaknya sudah sekolah di tempat tinggal asal. Ada namanya sistem zonasi sekolah, karena jaraknya jauh, jadi belum dihuni unitnya," kata Dzikran. (ant/dil/jpnn)
BACA JUGA: Ketua DPRD Tegaskan Anggaran TGUPP Anies Harus Dipangkas
BACA JUGA: Anggota TGUPP Berkurang, Anies: Anggarannya Tidak Berubah
Redaktur & Reporter : Adil