Rutan Terbakar dan Anggota Tertembak, Dirjen PAS Diminta Mundur

Minggu, 12 Mei 2019 – 23:13 WIB
Rutan Siak terbakar, Sabtu (11/5) dini hari. Foto: diambil dari Koran MX

jpnn.com, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Utami mundur dari jabatannya.

Sri dinilai harus bertanggung jawab atas kebakaran di Rutan Siak, Riau dan tertembaknya anggota kepolisian.

BACA JUGA: Penyeludupan Narkoba Kian Marak, Arman Depari Bilang Begini

BACA JUGA : Narapidana Mengamuk, Rutan Siak Terbakar, Perwira Polisi Dikabarkan Tertembak

Direktur Prekusor Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Anjan Pramuka mengatakan, kurangnya pengawasan oleh para sipir yang membuat narkoba masih beredar di rutan tersebut. Hal itu menyebabkan kerusuhan dan membakar rutan, membuat masalah ini muncul.

BACA JUGA: Ditjen Pas Buru Dalang Kerusuhan di Rutan Siak

"Dirjen PAS harus bertanggung jawab atas masalah yang terjadi ini," kata dia saat dikonfirmasi, Minggu (12/5).

BACA JUGA : Rutan Siak: Kapasitas 128 Orang Isinya 648, Penjagaan 1 Banding 100

BACA JUGA: Rutan Siak: Kapasitas 128 Orang Isinya 648, Penjagaan 1 Banding 100

Mantan Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri ini mengatakan, pencopotan itu harus segera dilakukan lantaran Kasat Narkoba Polres Siak AKP Jailani juga menjadi korban. Di mana anggota polisi itu mengalami luka tembak dalam peristiwa berdarah tersebut.

"Bila seandainya pengawasan ketat, dan tak ada lagi narkoba di salam rutan, pastinya tragedi itu tidak akan terjadi," jelas dia.

Anjan merasakan, pihaknya sangat terbebani dengan lemahnya pengawasan narkotika di bawah Ditjen PAS.

Menurutnya, yang menjadi korban penembakan adalah anggotanya yang tengah berjuang untuk memberantas peredaran narkotika di Indonesia.

"Saya merasa ikut prihatin dengan apa yang menimpa, segera lakukan perbaikan dengan mengganti dirjen PAS," tegasnya.

BACA JUGA : Ditjen Pas Buru Dalang Kerusuhan di Rutan Siak

Selama ini, kata Anjan, permasalahan di dalam rutan maupun lapas masih bebas berkeliaran di dalamnya. Hal itu terjadi karena didalam penjara itu mendapatkan fasilitas super yang diberikan para sipir.

"Karena selama ini ada anggapan lebih mudah menjual narkotika di dalam penjara dibanding menjual di luar," terangnya.

Anjan juga menilai, selama ini keberadaan tahanan dalam lapas maupun rutan, kerap menjadi hulu atas masuknya narkotika ke Indonesia.

Di mana bandar besar yang tengah menjalani masa tahanan dengan mudahnya mengendalikan masukannya narkoba.

"Karena apa? Ya, karena pengawasan itu yang sangat lemah. Napi di dalam bisa menggunakan telepon genggam sesuka hati mereka dengan bantuan sipir," kata dia. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rutan Siak Terbakar, Ini Penyebabnya


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler