Rutin Sambangi Pasien Kanker, Bangkitkan Harapan Bisa Sembuh

Sabtu, 07 Desember 2013 – 13:31 WIB
OMTIPISTIS: Rosmaya (paling kanan) bersama komunitas Survivor Kanker Berbagi saat mengunjungi pasien kanker di RS Dharmais, Jumat (6/12). Foto: Ara/JPNN

jpnn.com - Belasan perempuan paruh baya menyambangi Ruang Teratai di lantai 6 Rumah Sakit Dharmais di Slipi, Jakarta Barat, Jumat (6/12) siang. Mereka adalah para survivor kanker yang ingin berbagi dan memberi dukungan kepada para penderita kanker yang tengah menjalani pengobatan di rumah sakit khusus kanker itu.

Ayatollah Antoni, Jakarta

BACA JUGA: Kuenya Bikin Penasaran Oprah Winfrey hingga Celine Dion

KANKER seolah menjadi vonis ajal bagi penderitanya. Namun, tekad kuat untuk sembuh bisa menjadi modal utama untuk menaklukkan kanker. Semangat itu pula yang ingin ditularkan Rosmaya, Heppy Mulyo dan belasan survivor kanker lainnya yang kemarin menemui puluhan pasien di RS Dharmais.

Dengan wajah penuh senyum, komunitas Survivor Kanker Berbagi itu menyambangi satu per satu pasien yang menjalani perawatan di lantai 6. Suara pasien yang mengerang kesakitan ataupun muntah tak membuat mereka canggung. Mereka paham benar dengan penderitaan penderita kanker. "Kami juga kena kanker, makanya kami ingin support mereka agar kuat," kata Rosmaya.

BACA JUGA: Setiap Jumat Terbang ke Solo untuk Nonton Pergelaran Ki Purbo

Ibu rumah tangga kelahiran 1969 itu divonis menderita kanker payudara pada 2009 silam. Sampai saat ini, ia masih menjalani kemoterapi. "Saya sudah sampai siklus ke-43. Sampai sekarang masih kemo," katanya.

Ia tampak percaya diri di depan para penderita kanker yang tengah menjalani terapi di RS Dharmais. Rambut cepaknya imbas kemoterapi justru dipertontonkan. "Kami ingin berbagi pengalaman bahwa kanker bisa disembuhkan," tegasnya optimistis.

BACA JUGA: Gara-gara Trauma Lari di Tumpukan Orang Mati

Bersama 15 orang lainnya, Rosmaya juga memberi dukungan moril kepada para keluarga pasien. Sembari memberi support, komunitas berbagi itu membagi-bagikan nasi kotak serta uang Rp 50 ribu dalam amplop. "Berbagi ala kadarnya. Tak seberapa, tapi kami ingin membangkitkan harapan," kata salah satu dari mereka.

Sudah tiga tahun ini Rosmaya dan teman-temannya menyambangi para penderita kanker di sejumlah rumah sakit. Komunitas itu terbentuk karena mereka sama-sama sering menjalani terapi di RS Dharmais, baik kemoterapi maupun radiasi. Saking seringnya bolak-balik ke RS Dharmais, mereka pun seolah sudah paham dengan jenis kanker yang diidap pasien di rumah sakit itu dari nama dokter yang menanganinya.

Kebetulan, kemarin salah satu dokter RS Dharmais, Walta Gautama berulang tahun. "Nha kami adalah pasien-pasien dr Walta. Kebetulan beliau hari ini ulang tahun, ya sudah sekalian membuat kejutan buatnya (dr Walta, red) sekaligus kita bagi-bagi untuk para pasien," sambung Maya, sapaan akrab Rosmaya.

Namun, soal mendatangi pasien untuk memberi dukungan sudah sering mereka lakukan meski tak harus beramai-ramai. Misalnya ketika ada pasien RS yang secara mental drop, ada saja di antara mereka yang menyempatkan datang untuk memberi support.

"Kalau ada pasien yang drop dan butuh dukungan, biasanya kami dikabari. Nanti pasti ada di antara kami yang datang," lanjut Maya.

Ada 66 pasien yang kemarin terbaring di Ruang Teratai RS Dharmais. Untuk kegiatan berbagi kepada 66 pasien dan keluarganya itu, Maya dan rekan-rekannya merogoh kocek pribadi masing-masing. Tak ada sponsor atau dukungan yayasan dan sejenisnya. "Karena kami ini hanya senasib, biasa kumpul bareng," imbuh Heppy Mulyo.

Heppy adalah salah satu survivor juga. Pada 2010 lalu, ia didiagnosa mengidap kanker payudara. "Sampai saat ini masih terapi hormon," lanjut ibu rumah tangga itu.

Namun tak semua rekan Rosmaya dan Heppy yang bergabung dalam Survivor Kanker Berbagi itu pernah mengidap kanker. Ada pula Diana, volunteer yang memutuskan bergabung karena merasa terpanggil.

"Ibu Mbak Diana dulu salah satu dari kami. Sudah meninggal karena kanker. Lantas Mbak Diana bergabung sebagai volunteer," imbuh Maya menimpali.

Kesan tulus terpancar dari komunitas itu. Tak ada istilah ketua, koordinator, ataupun pimpinan di antara mereka. Bagi mereka, bisa membantu lebih penting daripada urusan formalitas belaka.

Mereka meyakini bahwa pasien penderita kanker bukan hanya butuh pengobatan secara medis, tetapi juga dukungan moril untuk menguatkan mental. "Karena kami ini hanya karena senasib dan ingin membagi pengalaman kami. Kami ingin memberikan dukungan semampu kami. Mungkin tak seberapa, tapi kami yakin ada manfaatnya. Penderita kanker harus dikuatkan untuk punya tekad sembuh," pungkas Heppy.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukses Selesai Touring, Dapat Medali Kubis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler