Sementara anggota Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra menilai positif langkah yang akan diambil pemerintah untuk memaksimalkan kontrak LNG Tangguh dengan pemerintah China
BACA JUGA: Pemimpin Indonesia Pemalas
Menurut Yusron langkah tersebut merupakan pintu masuk bagi langkah pemerintah lainnya untuk melakukan renegosiasi seluruh kontrak yang selama ini merugikan pemerintah dan rakyat Indonesia.“Langkah pemerintah untuk melakukan renegosiasi ulang itu harus diapresiasi karena langkah ini bisa menjadi pintu masuk dilakukannya renegosiasi kontrak-kontrak pertambangan dan kontrak-kontrak lainnya yang merugikan pemerintah dan rakyat Indonesia,” ujar Yusron.
Langkah renegosiasi itu memang patut dilakukan dan pihak luar yang menyepakati hal itu tentunya juga memahami bahwa dalam kontrak yang telah dibuat itu merugikan pemerintah dan rakyat Indonesia
Yusron juga yakin langkah renegosiasi terhadap seluruh kontrak dengan pihak asing diyakininya tidak akan mempengaruhi hubungan luar negeri Indonesia dengan negara-negara terkait
BACA JUGA: Muchdi Bentak Janda Munir
“Saya rasa langkah renegosiasi tidak akan membuat hubungan kita akan jelek, mereka tentunya akan paham posisi kita,” tegasnya.“Selain itu namanya juga renegosiasi atau negosiasi ulang,tentunya akan ada kesepakatan-kesepakatan baru yang akan ditempuh, jadi kesepakatan ulang itu tentunya merupkan akan menjadi kesepakatan bersama,” imbuhnya
BACA JUGA: Gempa 5,6 Skala Richter di Bengkulu
“Jika mereka menolak renegosiasi maka kita batalkan saja kontrak itu, tidak masalah,” ujar adik Yusril Ihza Mahendra ini lagi.Pembatalan itu menurut Yusron tentunya akan ada konsekuensi berupa denda, namun menurutnya tetap saja membayar denda lebih baik daripada kita merugi ratusan trilun tiap tahunnya“Jika mereka tidak mau menyepakati negosiasi ulang yang kita ajukan, maka kita batalkan saja secara sepihakKita memang akan membayar denda namun itu masih lebih murah kan dibanding meneruskan perjanjian ituDenda tersebut tidak akan melanggar hukum kan, itu sah dan tidak ada yang bisa dituntut kalau kita membayar dendanya,” ujar Yusron.
Dirinya pun mencontohkan langkah yang dilakukan pemerintah JepangJepang menurutnya satu saat pernah ada aturan kalau harus mengimpor beras dari luarNamun aturan tersebut dilanggar dengan membayar denda“Di Malaysia juga ada larangan main petasan dalam merayakan tahun baru ChinaPelanggar akan didendaTahu apa yang mereka lakukan? Mereka pun patungan mengumpulkan uang untuk membayar denda dan mereka pun memainkan petasanPemerintah Malaysia pernah dibuat pusing karena aturan itu sendiri dengan langkah masyarakat China itu,” tegasnya.(Fas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Flu Burung Terus Menurun
Redaktur : Tim Redaksi