Ryamizard: Jangan Sampai Ulangi Kebobrokan Pileg

Jumat, 04 Juli 2014 – 14:37 WIB
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu saat konferensi pers mengenai situasi pemilu, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (4/7). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA -- Bekas Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan seluruh masyarakat menginginkan pemilihan presiden yang berjalan baik, bersih, jujur, adil dan demokratis.

Menurutnya, pilpres yang hanya diikuti dua kandidat yang didukung koalisi partai masing-masing ini tentu berbeda dari sebelumnya. Karenanya, ia mengajak untuk menciptakan pemilu yang bersih.

BACA JUGA: Prabowo-Hatta, Siapkan Internet Gratis di 8 Kota

"Kalau pemilihan presiden berjalan dengan baik, presiden terpilih juga pasti baik. Kalau presiden baik, negara akan baik," kata Ryamizard kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/7).

Dia mengatakan, jangan sampai pilpres nanti mengulang buruknya pelaksanaan pileg. Ryamizard mencontohkan pada pileg lalu banyak kejadian buruk seperti suara yang hilang, ditusuk-tusuk seenaknya, dan lain.

BACA JUGA: Poempida Apresiasi Kinerja Polri Dalam Kasus Obor Rakyat

Nah, kata dia, kalau sudah tidak baik maka akan membuat keributan. "Ini tidak boleh terjadi pada pilpres," tegas lulusan Akabri 1974 ini.

"Bagaimana bangsa mau maju, kalau dari pileh ke pilpres saja tidak ada perubahan," kata Ryamizard.

BACA JUGA: PT DKI Jakarta Kuatkan Putusan Tipikor Terkait Hambit Bintih

Sebagai anak bangsa, Ryamizard berharap pemilu berjalan penuh keakraban, kebersamaan dan seperti saudara sendiri.

"Tidak seperti sekarang, bermusuhan. Kalau musuh itu, harusnya musuh bagi negara. Ini sesama milih kok (bermusuhan)," kata Ryamizard.

Bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu mengaku, saat ini sudah terlihat bagaimana sesama anak bangsa berhadap-hadapan, seolah-olah bermusuhan.

Padahal hanya untuk mencari capres dan cawapres. Tapi, saling maki, saling jelek-jelek-jelekkan, intimidasi, ketidakjujuran dan intrik, kampanye hitam terus terjadi.
"Saya dengar yang bukan kawan, menjadi musuh. Ini apa ini?" katanya. "Berani cuma dalam kandang. Dengan orang lain takut, sama bangsa lain takut."

Menurut dia, kondisi seperti ini sudah jauh dari demokrasi. "Katanya kita negara paling demokrasi ketiga di dunia. Tapi, kalau demokrasi tidak begitu," kata dia.

Menurutnya, kedua kandidat itu merupakan pilihan rakyat. Suka tak suka, siapapun yang terpilih nanti otomatis menjadi putra terbaik bangsa.

"Kalau saling menjelek-jelekkan jauh dari demokrasi," katanya.

Dalam konferensi pers itu dihadiri antara lain bekas Danjen Kopassus Mayjen TNI (purn) Syaiful Rizal, Mantan Kepala Bais Marsekal Madya Ian Santoso, bekas Kapolda Sumatera Selatan Irjen (purn) Sisno Hadiwinoto. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duo Pentolan Obor Rakyat Resmi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler