jpnn.com - NONGSA - Tiga kantong jenazah korban pesawat Sky Truck bernomor P. 240 SKTRU-CK 28 warna biru putih milik Mabes Polri yang jatuh di perairan Lingga telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Nongsa, Batam, Kepri.
Satu persatu keluarga korban mulai mendatangi rumah sakit milik Polda Kepri yang berada di Batubesar tersebut, Minggu (4/11).
BACA JUGA: Kerusakan Ruas Jalan Menuju 17 Desa di Lahat Kian Melebar
Salah satu yang datang ke rumah sakit adalah Agusta Slamet. Ditemani rekannya Namli, karyawan Bandara Hang Nadim Batam ini langsung menuju Posko Ante Mortem di rumah sakit.
Kepada petugas Disaster Victim Identification (DVI) Polri, ia mengaku sebagai abang dari Briptu Andi, salah seorang penumpang pesawat Sky Truck tersebut.
BACA JUGA: Tahanan Kejari Kabur Usai Sidang Pledoi di PN Tipikor
Tak banyak yang dikatakan Agusta. Sembari sesekali menjawab pertanyaan petugas, ia mengaku tidak terlalu mengetahui ciri-ciri fisik adiknya itu.
Tak selang berapa lama, ia terlihat menghubungi seseorang wanita yang disebut-sebut sebagai istri Briptu Andi.
BACA JUGA: Deal Dengan PSK, Ternyata Pria Ini Anunya tak Bisa Berdiri, Geger...
Dari panggilan telepon itu terdengar, wanita tersebut sedang berada di Jakarta. Ia membenarkan suaminya berangkat ke Kepulauan Riau untuk memenuhi tugas dari pimpinannya.
Melalui sambungan telepon, wanita tersebut juga menjelaskan ciri-ciri suaminya. Ada tahi lalat dipunggung kanan serta di pipi sekitar 1 sentimeter.
Kemudian gigi bekas merokok. Ada bekas jerawat berlubang dipantat dengan ukuran cukup besar. Selain itu, ia mengakui kalau saat berangkat suaminya membawa tas sandang merk Eiger.
"Tapi saat berangkat dia (Briptu Andi) tak membawa cincin kawin," kata wanita tersebut seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group).
Guna melengkapi data petugas, rencananya DNA dari Sutarman, orangtua Briptu Andi akan diambil untuk dicocokan. Sebagaimana diketahui, Sutarman saat ini masih berada di kampung halaman di Gajah Raya, Semarang, Jawa Tengah.
Tak berselang lama, Hasim, sepupu dari Bripda Eri Dwi Pradana juga mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara. Hasim mengaku dihubungi Pardi, ayah Bripda Eri untuk mencari tahu kebenaran pesawat jatuh tersebut.
"Kami datang atas nama keluarga untuk mencari informasi. Bripda Eri Dwi Pradana salah satu penumpang di pesawat itu," tuturnya.
Ia mengatakan terakhir kali korban saat Lebaran Idul Adha kemarin. Setahu Hasim Bripda Eri bertugas di Malang. "Baru dua tahun jadi polisi, masih lajang," kata Hasim.
Disinggung mengenai ciri-ciri Bripda Eri Dwi Pradana, ia mengaku tidak terlalu tahu. Cuma ada bekas goresan sekitar 5 cm di siku tangan kanan.
Hasim juga mengakui kalau sepupunya tersebut memiliki berat badan sekitar 80 kilogram. "Tadi bapaknya bilang berat segitu. Kalau o
BACA ARTIKEL LAINNYA... BC Tangkap 3 Kapal Penyelundup Bawang Merah dan Ganja
Redaktur : Tim Redaksi