JAKARTA - Hasil Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan penurunan suara Partai Demokrat (PD) lantaran kasus korupsi yang menyeret M Nazaruddin, hendaknya membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene Ketua Dewan Pembina PD segera bertindak tegasHantaman ke PD sejak terungkapnya kasus suap Proyek SEA Games itu sudah semestinya dijadikan momentum bagi SBY untuk bersih-bersih.
Pengamat kebijakan publik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menyatakan, hasil survei LSI yang menunjukkan merosotnya suara PD menunjukkan bahwa pemberhentian Nazaruddin dari kursi Bendahara Umum PD belum cukup
BACA JUGA: Contek Massal Bukti ada Krisis Moral
Menurutnya, untuk menegaskan bahwa SBY benar-benar antikorupsi maka kasus suap Sesmenpora itu juga dijadikan pintu masuk untuk mengevaluasi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.“Evaluasi kabinet dan kinerja menteri itu harus dilakukan
Lebih lanjut Siti mengatakan, Demokrat sebenarnya bisa belajar dari Golkar dan PDIP
BACA JUGA: Muqowam Klaim Pendukungnya Diancam
Siti menyebut dua partai yang berdiri sejak Orde Baru itu selalu kesulitan mendongkrak suara pemilih jika dihantam dengan kasus korupsiSiti pun mengutip hasil survei LSI yang dirilis Minggu (12/6) tentang persepsi publik atas tiga politisi PD yaitu M Nazaruddin, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh yang terseret kasus suap Sesmenpora
BACA JUGA: Lukman Hakim: Jangan Paksa Aklamasi
“Apa ketiganya mau dipelihara terus oleh partai? Kalau dibiarkan, itu sama saja membenarkan anggapan bahwa Demokrat menjadi bunker koruptorUjung-ujungnya, jelas berpengaruh pada semakin menurunnya suara partai,” ulasnya.Seperti diketahui, LSI pimpinan Denny JA menggelar survei pada 1-7 Juni 2011 laluHasilnya, dari survei terhadap 1.200 responden tersebut diketahui bahwa partai berlambang mercy itu tak lagi bercokol sebagai partai pemilik suara mayoritas
Survei LSI itu juga menempatkan bahwa publik meyakini tiga kader PD yaitu M Nazaruddin, Andi Mallarangeng dan Angelina Sondakh terlibat kasus suap SesmenporaLSI mencatat dukungan pemilih terhadap Demokrat tinggal tersisa 15,5 persen
Padahal, pada Februari 2011 atau sebelum kasus Nazaruddin mengemuka, suara partai peraih suara terbesar pada Pemilu 2009 itu masih bertengger di angka 20,5 persenArtinya, terjadi penurunan suara hingga 5 persen.
Namun di sisi lain, survei LSI menunjukkan Golkar untuk sementara berhasil menggantikan posisi Demokrat sebagai partai dengan dukungan terbesarDengan asumsi pemilu dilaksanakan saat ini, sebanyak 17,9 persen pemilih yang disurvei memilih GolkarBaru kemudian disusul Partai Demokrat (15,5 persen) dan PDIP (14,5 persen).
Dari sekitar 5 persen suara Demokrat yang hilang, 40 persen diantaranya pindah ke partai berlambang Pohon Beringin tersebutSisanya, sebanyak 9 persen lari ke PDI Perjuangan, sebanyak 12 persen ke partai-partai lain, dan sisanya 39 persen yang masih mengambang.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UU Parpol Dinilai Langgar Kebebasan Berserikat
Redaktur : Tim Redaksi