jpnn.com, SURABAYA - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim berhasil memetakan jalur distribusi narkoba yang dibawa jaringan bandar Hamid sehingga bisa sampai di Indonesia.
Berdasar pemetaan sementara, sabu-sabu (SS) seberat 7,3 kilogram itu diduga dikirim dari Miami, Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Pengedar Narkoba Tewas di Sel, Keluarga Gugat Polisi
Hasil pemetaan itu didapat setelah tim Bidang Pemberantasan BNNP Jatim mengembangkan penyidikan.
Hanya, BNNP Jatim belum membuka semua hasil pengembangan kasus tersebut lantaran masih mengejar anggota jaringan lainnya.
BACA JUGA: Dua Pengedar Tertangkap Akibat Kecelakaan di Jalan
Sumber Jawa Pos menyebutkan, pengiriman SS ke Surabaya pada Jumat (5/1) menggunakan banyak kapal.
Hal itu dilakukan agar lebih mudah menghilangkan jejak penguntitan petugas.
BACA JUGA: Melawan, Pengedar Sabu Kelas Kakap Ditembak Mati
Jika hanya menggunakan satu kapal yang langsung ke Surabaya, pengiriman akan mudah dideteksi.
Karena itulah, pengiriman SS tersebut melibatkan banyak anak buah kapal (ABK).
Mereka bekerja di kapal kargo yang berbeda-beda. "Gonta-ganti kurir terus sebelum tiba di kaki tangan bandar," jelasnya.
Ratusan kapal yang berlayar menyeberangi Samudra Pasifik setiap hari menjadi keuntungan tersendiri bagi para bandar.
Petugas akan sulit melakukan pelacakan. Sebab, pemindahan SS dari satu tangan ke tangan lain dilakukan dengan penghitungan yang cermat.
Belum lagi, kemasan SS yang disamarkan sedemikian rupa sehingga tidak dikenali sama sekali.
"Kemarin kan susu bubuk, sebelumnya ada juga yang di dalam bungkus kopi, di bawah sepatu, banyak lah pokoknya," beber sumber itu.
Menurut sumber tersebut, ada puluhan orang yang terlibat dalam satu kali pengiriman sabu-sabu seberat 7,3 kg itu.
Para kurir tersebut rata-rata diberi upah Rp 10-25 juta per bulan. Bergantung seberapa rumit tugas mereka.
Selain menjadi kurir, biasanya kaki tangan itu berperan sebagai mata-mata yang memasok informasi ke jaringan yang lebih tinggi.
Sumber lain menyebutkan bahwa SS tersebut dikirim dari Miami, AS.
Agar bisa sampai di Surabaya dengan selamat, pengiriman menggunakan banyak kapal kargo.
Jalurnya ke Tiongkok, Malaysia, Banjarmasin, baru Surabaya.
Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Wisnu Chandra enggan berkomentar mengenai asal-usul barang tersebut.
Alasannya, pihaknya masih mengembangkan penyidikan. Hanya, dia mengatakan bahwa ada dua sindikat internasional yang bermain narkoba di Indonesia. Keduanya berasal dari Tiongkok.
Agar SS bisa masuk Indonesia, komplotan Hamid bekerja sama dengan sindikat internasional.
''Sejauh ini ada dua kelompok lokal yang ikut, yakni kelompok Aceh dan Madura. Itu pun main dengan sindikat Tiongkok," paparnya.
Barang spesial dari Miami tersebut tidak bisa dinikmati sembarang orang.
Harganya yang selangit membuat sabu-sabu itu hanya bisa dinikmati segelintir kalangan tertentu.
Wisnu memperkirakan, harga kristal putih tersebut mencapai Rp 1,5-2 juta per gram.
''Tinggal dikalikan seribu terus dikali 7,3 kilogram, hampir Rp 15 miliar kan," sebutnya.
Sekalipun barang kiriman dari Miami itu berkualitas super, Wisnu menyatakan masih ada level barang di atasnya.
Sabu-sabu tersebut hanya dinikmati para bandar dan tidak dijual. Jumlahnya juga sangat terbatas.
Barang itu terkadang disuguhkan kepada pelanggan yang bisa mendapat kepercayaan dari si bandar.
Dari tampak fisik, sabu-sabu yang dikirim melalui kapal feri itu berbentuk halus dan berwarna putih susu.
Tidak ada embun atau bentuk cairan apa pun di dalam plastik pembungkus. Wisnu menjelaskan, dilihat dari proses packing tersebut, barang sudah tampak berkualitas.
''Sabu-sabunya kering sekali, ini barang bagus," ungkapnya. (mir/c7/eko/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Pengedar dari Sindikat Narkoba Ditangkap
Redaktur & Reporter : Natalia